Hasil dari pengolahan sampah plastik akan menghasilkan Geo Disel atau solar yang setara Dexlite dengan standar Euro3
Lombok Barat, NTB (ANTARA) - Pabrik pengolah sampah menjadi bahan bakar solar yang ramah lingkungan dengan sistem Pirolisis di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai beroperasi.
Pabrik yang berlokasi di Gedung Science and Technology Industrial Park (STIP) Banyumulek tersebut diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah.
Direktur dan Project Manager PT Geo Trash Management Andrew Sinclair mengatakan pabrik dilengkapi mesin berbobot 2 ton yang mampu mengolah sampah plastik sebanyak 1 ton, menjadi 400-600 liter solar sehari. Mesin ini beroperasi selama 8 jam, memanfaatkan tenaga PLN.
Akan tetapi dalam waktu dekat pihaknya juga akan menghadirkan mesin berkapasitas 2 ton di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kebun Kongo. Dengan kapasitas 12.000 liter solar dalam sehari. Memanfaatkan tenaga listrik dari gas metan di TPA sebagai bahan bakarnya.
"Hasil dari pengolahan sampah plastik akan menghasilkan Geo Disel atau solar yang setara Dexlite dengan standar Euro3," ujarnya.
Ia menjelaskan kehadiran mesin pengolah sampah yang ramah lingkungan ini, membutuhkan bahan baku dasar dari semua plastik. Seperti kantong kresek, plastik bungkusan permen dan jajan, steoroform, sandal bekas, ban bekas dan jenis karet.
Sedangkan jenis plastik PET (Polyethylene terephthalate) dan PVC (Polyvinyl Chloride) tidak dimasukkan dalam mesin. Seperti botol air mineral, pipa atau selang.
Dalam proses Pirolisis ini akan menghasilkan cairan dan gas. Kemudian cairan ini akan diproses lagi untuk memisahkan air dan minyak berupa solar. Bahkan sisanya dari proses plastik dapat digunakan untuk bahan baku aspal dan ban. Sedangkan sisa gas di tangki filtrasi disaring dengan keramik, sehingga udara yang keluar dari proses ini bersih tanpa polusi.
Ketersediaan bahan baku ini sudah bekerjasama dengan bank sampah di NTB. Termasuk sumberdaya seperti perumahan-perumahan dan lingkungan tempat tinggal masyarakat sudah dikoordinasikan.
"Mesin pengolah sampah plastik dengan sistem Pirolisis jenis ini baru satu-satunya di dunia dan dioperasikan di NTB Indonesia," tuturnya.
Kecintaannya terhadap lingkungan dan pariwisata menjadi dasar ia memilih NTB untuk berinvestasi. Termasuk fokus dan keseriusan Pemerintah Provinsi NTB dalam menyukseskan program zero waste serta keindahan destinasi wisatanya.
"Awalnya tanpa tau tentang Lombok NTB, saya datang memanfaatkan dan menyelamatkan lingkungan NTB," jelasnya.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran mesin pengolahan sampah plastik tersebut.
Menurutnya, hampir semua masalah sampah ada hilirisasinya, ada tempat pengolahannya. Yang paling penting, tujuan untuk menjadikan sampah sebagai bahan yang membawah berkah dapat secara perlahan terwujud.
Wagub berharap setiap kabupaten dan kota juga akan dibangun mesin serupa sebagai solusi mengatasi persoalan lingkungan terutama sampah.
Baca juga: Kementerian ESDM: Pemanfaatan EBT atasi masalah sampah Ende
Baca juga: Ibnu bisa belajar sambil berwisata ke Bali berkat sampah
Baca juga: Komunitas: Edukasi pengelolaan sampah perlu diajarkan sejak dini
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021