Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan bisa mendorong digitalisasi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Bali, dengan menyiapkan program stimulan pelatihan Digital Talents Scholarship (DTS) 2021.
“Kami berharap bekerja sama dengan kampus untuk meningkatkan talenta digital. Untuk di Bali kita berharap Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali (ITB STIKOM) bisa membantu 50 persen UMKM di Bali bisa terdigitalisasi. Artinya semua bisnis mereka masuk ke digital,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto dalam siaran pers, dikutip Sabtu.
Baca juga: Kominfo dorong perempuan lebih terlibat di sektor TIK
Baca juga: Menkominfo minta operator seluler persiapkan matang 5G
Hal itu disampaikannya dalam Webinar Stikomers Business & Career Talks: Digital Talent Scholarship & Personal Development Plans yang berlangsung virtual, dari Bekasi.
Hary mengatakan tujuan program DTS untuk memberikan beasiswa kepada talenta digital dalam rangka menyiapkan mereka masuk ke pasar kerja dan menyediakan alih kompetensi dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sebagai salah satu upaya menyiapkan talenta digital, program DTS 2021 akan melatih peserta dengan keterampilan teknologi yang menjadi tumpuan di era industri 4.0.
“Kita berupaya mengembangkan talenta digital yang berdaya saing dan berkarakter dan tentu menguasai teknologi terkini seperti kecerdasan artifisial, IoT, analisis big data, dan cloud computing,” ujar dia.
Mengutip arahan Presiden Joko Widodo, Hary mengatakan target Indonesia Digital harus diwujudkan pada tahun 2024.
“Berdasarkan arahan Presiden, kita 2024 kita harus memasuki Indonesia Digital. Bagaimana bisa menambah satu persen pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan sebanyak 5 ribu startup digital, menyediakan 2,5 juta lapangan pekerjaan baru di dunia digital, dan 600 ribu talenta digital,” kata dia.
Baca juga: Anggota DPR dorong Kominfo investigasi hulu-hilir kasus kebocoran data
Baca juga: Kominfo sebut UMKM perlu tumbuhkan kesadaran literasi digital
Program DTS tahun ini menargetkan bisa melatih 600 ribu orang di seluruh Indonesia. Program DTS dimulai tahun 2018 dengan peserta sebanyak 1000 orang, 2019 sebanyak 25 ribu orang peserta, dan 2020 sebanyak 60 ribu peserta. Tahun ini jumlah peserta ditargetkan 100 ribu orang.
Hary mengatakan untuk melaksanakan Program DTS 2021, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk universitas untuk bisa menjangkau masyarakat di seluruh wilayah Indonesia
Program DTS 2021 menyediakan delapan akademi yang bisa diikuti oleh peserta dari lulusan SMK, mahasiswa tingkat akhir, lulusan perguruan tinggi, pekerja dan masyarat umum.
Pertama, Fresh Graduate Academy untuk mahasiswa yang akan lulus maupun sudah lulus dan ingin bekerja. Mereka dilatih dan akan mendapatkan sertifikat kelulusan pelatihan serta kesempatan untuk sertifikasi internasional yang bisa dipakai untuk bekerja di level global.
Akademi kedua, Vocational School Graduate Academy (VSGA) dengan sasaran lulusan SMK untuk menerima pelatihan sesuai modul SKKNI dan mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi bidang informatka dan penyiaran.
Akademi ketiga, Thematic Academy yang dikhususkan bagi peserta dari masyarakat umum. Untuk peserta dari pekerja profesional, Kementerian Kominfo juga membuka Profesional Academy sebagai akademi pilihan keempat.
Akademi kelima adalah Goverment Transformational Academy (GTA), ditujukan untuk para Aparatur Sipil Negara dan tersedia 13 tema pelatihan yang bisa diikuti. Akademi keenam yakni Digital Entrepreneurship Academy (DEA) untuk pelaku usaha dan UMKM.
Talent Scouting Academy (TSA) menjadi akademi ketujuh, diperuntukan bagi mahasiswa yang memilik talenta digital.
Adapun ke delapan, Digital Ledership Academy yang dikhususkan untuk pimpinan lembaga agar bisa mengembangkan inovasi digital.
Rektor ITB STIKOM Bali Dadang Hermawan menilai digitalisasi harus disambut dengan kesiapan kemampuan dan keterampilan digital. “
"Masa pandemi akan mempercepat transformasi berpikir dan perliaku masyarakat menuju digitalisasi. Digital sudah harus akrab dengan kita,” ujar dia.
Dadang pun mengajak peserta untuk memanfaatkan Program DTS guna mengembangkan profesionalisme.
“Kolaborasi ini semua untuk memajukan masyarakat. Saya berharap bagi yang telah hadir, kegiatan ini bisa menambah wawasan dan menjadi peluang untuk menambah profesionalisme peserta,” ujar dia.
Baca juga: Ekosistem digital pariwisata dinilai mendesak diwujudkan di Indonesia
Baca juga: Pendaftaran untuk penyedia aplikasi dan medsos privat diperpanjang
Baca juga: Ekosistem digital pariwisata dinilai mendesak diwujudkan di Indonesia
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021