Bengkulu (ANTARA News) - Seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) bernama Mekar, Sabtu pagi, diterbangkan dari Bandara Fatmawati Soekarno ke Tambling, Provinsi Lampung, menggunakan pesawat Casa.
Harimau betina itu ditranslokasi ke pusat rehabilitasi di kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan setelah menjalani perawatan lebih dari satu bulan oleh tim kesehatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu.
"Harimau Mekar akan menjalani rehabilitasi setelah mendapat perawatan lebih dari satu bulan dari tim kesehatan BKSDA Bengkulu," kata Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan, Daroni usai melepas Mekar.
Ia mengatakan bahwa masa depan Mekar lebih terjamin jika dilepasliarkan di kawasan 45 ribu hektare di Tambling yang merupakan kawasan konservasi yang didukung grup Arta Graha milik pengusaha Tommy Winata.
Sehari sebelumnya, tim kesehatan dari BKSDA dan Taman Safari Indonesia melakukan cek kesehatan secara menyeluruh terhadap Mekar.
Harimau yang diperkirakan berumur lebih dari dua tahun itu memiliki panjang 185 cm, tinggi badan 77 cm dan berat badan 63 kilogram.
"Kami juga melakukan cek darah, jantung dan fisik secara menyeluruh dan kondisinya sudah fit menjalani rehabilitasi,"kata dokter hewan BKSDA Bengkulu Erniyanti Musabine.
Mekar diamankan tim BKSDA Bengkulu pada 11 Juli 2010 dari Desa Mekar Jaya Kecamatan Ulu Talo Kabupaten Seluma.
Satwa terancam punah itu sering memasuki pemukiman warga sehingga meresahkan warga dan terpaksa diamankan oleh tim BKSDA.
Saat ditangkap petugas, harimau betina itu mengalami dehidrasi dan terdapat luka di bagian tubuhnya sehingga perlu perawatan dari tim medis BKSDA.
"Kami sudah melakukan perawatan selama lebih dari satu bulan dan kondisinya sudah jauh membaik dan naluri liarnya juga sudah mulai kelihatan," tambahnya.
Direktur Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Heru Darsono mengatakan Mekar merupakan harimau Sumatra ketujuh yang dilepasliarkan di kawasan yang pengelolaannya didukung lembaga sosial Artha Graha Group bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan itu.
Sebelumnya, enam harimau asal hutan Aceh dan Jambi bernama Pangeran, Agam, Buyung, Panti, Ucok, dan Salma sudah direhabilitasi dan tiga ekor sudah lepasliarkan di kawasan seluas 45 ribu hektare itu.
"Kasus Mekar cukup unik karena masyarakat tidak berniat membunuhnya walaupun sering berkeliaran di pemukiman, kami berharap setelah menjalani rehabilitasi di Tambling, Mekar bisa kembali ke habitatnya," jelasnya.
(K-RNI/S005/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010