Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito menegaskan bahwa vaksin COVID-19 tidak mengandung magnet.
"Vaksin tidak mengandung magnet, koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia dan gaya gesek lainnya sehingga menimbulkan daya magnet," papar Wiku, dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima dengan mencari fakta atas informasi tersebut berdasarkan bukti ilmiah dan berita yang berasal dari media atau kanal yang resmi.
"Informasi yang belum dapat diverifikasi sama saja dengan menyebar berita bohong atau hoaks," ucapnya.
Ia mengatakan, hoaks juga dapat menghambat upaya pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia.
Sebelumnya, ahli fisika dari National High Magnetic Field Laboratory Amerika Serikat Eric Palm menegaskan tidak mungkin ada microchip magnetis yang terbawa dalam suntikan vaksin COVID-19.
Dia menjelaskan ukuran jarum vaksin yang sangat kecil, yakni sepersekian milimeter, hanya akan mampu membawa partikel magnetis dengan kadar yang sangat rendah.
"Bahkan jika Anda menyuntikkan partikel yang sangat magnetis, ukurannya akan sangat kecil, sehingga tidak akan ada kekuatan yang cukup untuk benar-benar menahan magnet yang menempel di kulit Anda," kata Palm sebagaimana dilansir dari laporan BBC.
Palm turut memaparkan koin dapat dengan mudah menempel di kulit karena ada minyak dan tegangan yang terkait dengan permukaan benda tersebut.
"Koin, bahkan mudah menempel di dahi, seperti yang sering kita lakukan saat kecil," kata dia.
Baca juga: Cek Fakta: Vaksin COVID-19 timbulkan reaksi magnetis pada tubuh?
Peneliti vaksin sekaligus profesor perkembangan biologi dan sel di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Dr Thomas Hope menyebutkan vaksin COVID-19 pada dasarnya terdiri dari protein dan lipid, garam, air dan bahan kimia yang menjaga pH, sehingga tidak ada bahan apa pun yang dapat berinteraksi dengan magnet, merujuk laporan AFP.
Menurut lembar fakta yang disediakan oleh otoritas kesehatan di AS dan Kanada, vaksin COVID-19 yang tersedia (Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson atau AstraZeneca) tidak ada yang mencantumkan bahan berbasis logam.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, di situs resmi mereka menegaskan tidak ada "pelacak" dalam vaksin.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021