“Ada dua bentuk peran yang dilakukan perempuan sebagai benteng budaya. Pertama, sebagai agen budaya perempuan memiliki peran sentral dan berkontribusi besar dalam menciptakan sekaligus mempertahankan pelestarian produk kebudayaan yang ada dalam masyarakat,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Penerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana itu mengatakan setiap perempuan harus memiliki kontribusi aktif dalam melestarikan budaya sebagai jati diri bangsa.
Kiprah perempuan dalam keluarga memiliki andil sangat berharga, yakni memupuk nilai-nilai budaya kepada anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.
“Keluarga merupakan titik awal kehidupan seseorang. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga akan turut membimbing hidup seseorang sepanjang hidupnya. Harapan saya, setiap keluarga di Indonesia menjadi titik awal kecintaan rakyat Indonesia terhadap budaya bangsa,” ujar Puan.
Para generasi muda, katanya, harus menyadari bahwa produk dan nilai kebudayaan dari berbagai daerah ialah bagian dari keindahan dan keunikan Indonesia yang harus dijaga bersama. Pada akhirnya, baik perempuan maupun laki-laki, perlu sama-sama menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
Salah satu aktris yang masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 Asia, Maudy Ayunda (26), mengatakan bahwa perempuan juga berhak mengaktualisasikan diri serta mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Akan tetapi, Maudy mengaku masih sering mendengar anggapan yang meremehkan pendidikan tinggi bagi perempuan.
“Aku senang belajar dan sekarang sedang sekolah S2. Suatu hari aku ingin berkarier di dunia yang memiliki ekspektasi banyak. Harus banyak memotivasi diri sendiri karena orang belum tentu percaya dan mungkin mereka beranggapan, ngapain perempuan sekolah tinggi,” ujarnya.
Maudy mengungkapkan, belajar, khususnya bagi perempuan, sangat penting agar bisa berpikir kritis. Tak hanya menyoal pendidikan bagi kaum perempuan, Maudy juga dikenal karena kepeduliannya terhadap budaya. Salah satunya, ia digandeng sebagai salah satu model mewakili perempuan generasi muda untuk pemotretan buku “Kisah Kebaya” karya Didiet Maulana pada Januari 2021. Maudy memberikan catatan dalam buku “Kebaya Potret Sejarah yang Klasik”, serta bentuk solidaritas perempuan Indonesia di setiap generasi. Maudy juga mengungkapkan rasa bangganya karena menjadi bagian dari proyek pelestarian Budaya Indonesia.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021