Jakarta (ANTARA News) - Virus rekayasa genetika bisa satu hari digunakan untuk membuat kain berfungsi sebagai baterai.

Para ilmuwan menggunakan dua virus berbahaya untuk menciptakan kinerja tinggi baterai lithium-ion isi ulang pada perangkat elektronik portabel seperti telepon selular atau sistem GPS untuk keperluan militer.

Sumber-sumber tenaga baru di masa depan bisa ditenun menjadi kain seperti seragam atau rompi balistik, dengan hanya menuang atau menyemprotkannya ke tempat dalam berbagai ukuran dan bentuk.

Baterai menghasilkan listrik dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik dengan menggunakan dua elektroda - sebuah anoda dan katoda - dipisahkan oleh elektrolit.

Ilmuwan dari MIT (The Massachusetts Institute of Technology) menggunakan M13, sebuah virus yang menginfeksi bakteri tetapi tidak berbahaya bagi orang-orang, tetapi dapat menghasilkan fluoride katoda besi untuk baterai lithium ion.

Sementara itu para ilmuwan dari Universitas Maryland menggunakan virus mosaik tembakau (TMV), virus yang ditemukan pada tanaman tembakau, untuk menciptakan anoda.

Penelitian ini dilaporkan pada pertemuan American Chemical Society di Boston minggu ini.

Mark Allen dari MIT, yang mempresentasikan penelitian, berkata: "Kami berbicara tentang kain yang juga baterai.

'Baterai, setelah ditenun menjadi pakaian, bisa menyediakan tenaga untuk berbagai perangkat teknologi tinggi, termasuk radio genggam, perangkat GPS dan asisten pribadi digital. Mereka juga bisa digunakan sehari-hari di ponsel dan ponsel pintar. "

Dia menambahkan: "Menggunakan M13 bacteriophage sebagai contoh dari kimia hijau, metode ramah lingkungan untuk memproduksi baterai."

"Ini memungkinkan pengolahan semua bahan pada suhu ruang dan di dalam air."

Ia mengatakan bahwa bakteri harus tidak berbahaya daripada yang digunakan dalam baterai lithium-ion karena mereka menghasilkan sedikit panas, yang mengurangi kesempatan mereka terbakar.

Para peneliti sedang bekerja dengan industri untuk mengeksplorasi pengujian pada skala virus aktif untuk bahan baterai, yang mereka katakan dapat digunakan untuk tenaga kendaraan udara tak berawak untuk operasi pengawasan.

Membuat baterai ringan dan tahan lama dapat membuat pakaian bisa diisi ulang dan memiliki beberapa keunggulan untuk personel militer dan sipil.

Allen berkata: "Ciri tentara harus membawa beberapa kilo baterai. Tapi kalau anda bisa mengubah pakaian mereka menjadi baterai, mereka mengurangi banyak berat."

"Hal yang sama bisa berlaku untuk pelancong bisnis 'para prajurit jalan raya' yang membawa baterai dan recharger terpisah untuk laptop, ponsel, dan perangkat lainnya. Mereka bisa mengesampingkan berat badan."

Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010