Lhokseumawe (ANTARA News) - Dua dari belasan mahasiswa Universitas Malikulsaleh (Unimal) yang melakukan pemukulan dan penyerbuan kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh Pos Lhokseumawe menyerahkan diri ke polisi, Kamis (26/8) malam.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso melalui Kapolsek Banda Sakti Iptu Ibrahim Prades, SH di Lhokseumawe, Jumat mengatakan, kedua mahasiswa yang menyerahkan diri yakni, M. Anis Mauliza (Sekjen BEM Unimal demisioner) dan Ihsan (mahasiswa Fisip Unimal).

Dikatakan, penyerahan diri tersangka M Anis Mauliza bersama temannya berawal dari komunikasi dengan pihak kepolisian sektor Banda Sakti.

"Dalam pembicaraan itu kita imbau mereka untuk menyerah selepas berbuka, dan keduanya kami jemput di warung Kana Dhapu Kupi di Simpang Pasar Inpres Lhokseumawe," kata Kapolsek.

Kapolsek menambahkan, dalam penyelesaian kasus tersebut, pihaknya hingga saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap dua tersangka.

Pengkuan Anis, pada malam itu ada sekitar 13 mahasiswa yang mendatangi kantor LBH Pos Lhokseumawe dan ikut terlibat melakukan pemukulan dan penyerangan kantor LBH.

Menurut Kapolsek, sikap dan upaya mau menyerahkan diri keduanya pelaku sangat dihargai, bahkan pelaku telah bersedia meminta maaf kepada semua umat muslim, yang dinilai perbuatan penyerangan kantor LBH telah mengganggu ketentraman warga beribadah dibulan Ramadhan.

Kapolsek menambahkan, proses hukum terhadap kedua pelaku tetap dilanjutkan hingga ada niat proses perdamaian. "Dari kedua mahasiswa yang telah menyerahkan diri bersedia menempuh jalur damai, kita juga berharap pihak korban juga mau menempuh jalan damai," kata Kapolsek.

Sementara itu, M. Anis kepada wartawan mengaku awalnya tidak berniat menyerang kantor LBH hingga ada korban. Mereka mendatangi kantor LBH untuk mencari dosen FH Unimal, Mirza Alfath, dan dua mahasiswa Herlin dan Isbahanur.

"Saya sama sekali tidak berniat memukul Safri Munandar dan Hermansyah. Kami ke kantor LBH untuk mencari pak Mirza Alfath (dosen FH Unimal), Herlin atau Isbahanur untuk kami minta klarifikasi siapa yang memberikan data kepada wartawan tentang kekhilafan saya menulis lafaz salam di FB," katanya

Menurut dia, pada saat sampai di kantor LBH, yang berada di lokasi saat itu hanya Safri dan Herman. Awalnya dipicu oleh sikap Safri yang terkesan angkuh saat keluar kantor. Sikap kurang sopan yang ditunjukkan olehnya saat ditanya memicu emosi 13 mahasiswa lainnya yang ikut ke kantor LBH.

"Dengan sadar saya mengajak Safri dan Herman berdamai dan menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Kepada pihak LBH kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, kami tidak menyerang kantor LBH, kami mencari orang yang kami perkirakan berada di kantor tersebut malam itu," ujarnya

(ANT-137*BDA1/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010