Bengkulu (ANTARA News) - Populasi satwa langka harimau Sumatra di Provinsi Bengkulu sekarang diperkirakan tinggal sekitar belasar ekor, tersebar di sejumlah kabupaten di daerah itu.
"Saya tidak tahu pastinya berapa jumlah populasi Harimau Sumatera di Bengkulu, tapi kita perkirakan masih belasan ekor," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Andi Basrul, di Bengkulu, Jumat.
Binatang langka yang dilindungi undang-undang tersebut, habitatnya di Bengkulu berada di kawasan hutan lindung, taman nasional kerinci sebelat (TNKS) dan kawasan hutan lainnya yang ada di daerah itu.
Belakangan raja rimba ini sering muncul di perkampungan penduduk dan memangsa hewan peliharaan masyarakat, seperti kambing, ayam dan hewan lainnya. Hal ini terjadi karena hutan yang menjadi tempat habitat harimau terus berkurang, akibat dirambah masyarakat.
Dengan berkurangnya luas habitat tersebut, menyebabkan binatang langka ini kesulitan mendapatkan makanan. Karena itu, seringkali harimua di Bengkulu masuk ke perkampungan penduduk seperti yang terjadi di Desa Mekarsari, Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu beberapa waktu lalu.
Akibatnya, masyarakat di tersebut menjadi resah karena setiap malam kampung mereka di datangi binatang buas tersebut. Selain itu, hewan peliharaan mereka hampir setiap malam hilang dimangsa binatang tersebut.
Mendapat laporan ada harimau masuk ke perkampungan penduduk, kata Andi, pihaknya langsung menurunkan anggota ke lapangan untuk mengusir harimau kembali ke hutan, tapi upaya tersebut tidak berhasil.
Akibatnya, harimau betina berusia dua tahun ini terpaksa ditangkap BKSDA Bengkulu dengan menggunakan bius. "Harimau itu saat kita tangkap kondisi sedangkan sakit, karena dibeberapa bagian tubuh terdapat luka," ujarnya.
Saat ini, kondisi fisik harimau tersebut dalam kondisi baik. Namun, untuk memastikan kesehatan apakah benar sehat pihak BKSDA setempat akan melakukan mengecek kesehatan kembali pada Jumat ini.
Jika kondisi kesehatan harimau itu benar-benar baik, maka binatang buas ini akan di kirim ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Provinsi Lampung.
"Jika tidak ada aral melintang Sabtu (28/8) harimau ini akan kita berangkat ke Provinsi Lampung menggunakan pesawat udara," ujarnya.
(ANT-212/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010