Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore, turun 12 poin menjadi 8.990/9.000 per dolar setelah pelaku pasar aktif melepas rupiah.

Analis PT First Asia Capital Irfan Kurniawan mengatakan, tekanan pasar terhadap rupiah makin kuat karena optimistis data ekonomi AS yang akan keluar Jumat malam makin tidak jelas.

Rupiah, menurut dia, dalam waktu tidak lama akan menembus posisi 9.000 per dolar sebagaimana yang dikehendaki pemerintah.

Apabila rupiah menyentuh level 9.000 per dolar, maka penurunan itu akan berlanjut hingga jauh diatas level 9.000 per dolar, ucapnya.

Pemerintah sebelumnya meminta Bank Indonesia untuk melakukan upaya agar rupiah kembali di atas angka 9.000 per dolar.

Namun masuknya arus modal asing ke pasar saham, membuat rupiah dalam waktu dua bulan masih dapat bertahan dibawah angka 9.000 per dolar, ucapnya.

Tekanan pasar yang terjadi akhir-akhir ini, menurut dia, karena melemah bursa New York, akibat data ekonomi AS yang terus memburuk.

"Kami optimis ekonomi global masih guram, karena pertumbuhan ekonomi AS masih tak menentu," ucapnya.

Meski demikian, lanjut dia pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat tumbuh di atas enam persen pada 2011.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional, karena pemerintah akan memicu sektor riil bisa bergerak tidak diam ditempat, katanya.

(H-CS/A011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010