Semarang (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan mengatakan kelebihan penumpang berdiri untuk kereta api (KA) ekonomi saat Lebaran sebesar 50 persen dari kapasitas yang tersedia.

"Untuk KA bisnis, toleransi yang diberikan untuk kelebihan penumpang sebesar 25 persen dari kapasitas tempat duduk yang tersedia," katanya usai Penyerahan Sertifikat Kompetensi Profesi Petugas PT KA Daops IV Semarang di Semarang, Kamis.

Menurut dia, toleransi untuk kelebihan penumpang tersebut tetap mengacu pada pertimbangan keamanan dan kenyamanan, sebab meski berdiri para penumpang diperhitungkan masih bisa bergerak dengan cukup leluasa.

Khusus untuk KA ekonomi yang diperkirakan akan paling banyak dipadati penumpang, lanjutnya, diharapkan masyarakat yang akan menggunakan angkutan tersebut untuk mudik dapat menyadari keterbatasan sarana yang disediakan.

"Kami mengupayakan seluruh pemudik (yang menggunakan KA ekonomi, red.) akan terangkut, karena itu mereka tidak perlu berdesak-desakan, karena menyadari keterbatasan sarana yang ada," katanya.

Dalam kunjungannya ke Semarang yang sekaligus memantau kesiapan sarana dan prasarana angkutan KA untuk mengantisipasi membeludaknya penumpang saat Lebaran tersebut, pihaknya mencatat ada beberapa hal yang harus dibenahi.

Ia mencontohkan terkait "track" yang ada di sekitar perlintasan Bojonegoro sepanjang sekitar 1,5 kilometer yang digenangi air sehingga mengakibatkan laju KA tidak stabil, namun permasalahan itu akan segera diatasi.

"Karena itu, kami akan meminta setiap daerah (daerah operasi, red.) untuk mengecek sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk `track` KA," kata Tundjung.

Sementara itu, PT Kereta Api Daops IV Semarang akan mengerahkan seluruh lokomotif yang dimiliki, yakni sebanyak 11 unit untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang diperkirakan terjadi saat Lebaran.

"Kami memiliki sebanyak 11 lokomotif berbagai tipe untuk menarik rangkaian KA, namun biasanya tidak semua dioperasikan," kata Kepala Depo Loko Stasiun Semarang Poncol, Agus Jamali.

Dari 11 lokomotif itu, kata dia, pada hari-hari biasa hanya dioperasikan sebanyak delapan unit, sedangkan dua unit sisanya masing-masing ditempatkan di Depo Poncol dan Balai Yasa Tegal untuk perbaikan.

"Satu unit lagi ditempatkan sebagai cadangan jika ada lokomotif yang mengalami kerusakan, namun saat Lebaran nanti seluruh lokomotif harus dalam posisi siap operasi (SO)," katanya.

Namun, kata dia, semua lokomotif tersebut harus posisi "SO" untuk mengantisipasi membeludaknya penumpang yang diperkirakan terjadi saat Lebaran sehingga seluruh rangkaian KA yang dimiliki bisa dioptimalkan.

"Dalam waktu antara H-7 hingga H+7, dari ke-11 lokomotif tersebut akan dioperasikan 10 lokomotif, sedangkan satu lokomotif akan disiapkan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu memang dibutuhkan," kata Agus.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010