Maumere, Sikka (ANTARA News) - PT PLN dan Yayasan Dian Desa menandatangani Memorandum of Undertanding (MoU) atau kesepakatan kerja sama untuk membeli minyak jarak yang diproduksi Yayasan Dian Desa (YDD).
Penandatanganan kesepakatan kerja sama itu dilakukan setelah uji coba penggunaan bahan bakar minyak jarak untuk menggerakan mesin pembangkit milik PT PLN Persero di Kecamatan Magepanda selama sepakan, kata Direktur APEX, Dr.Nao Tanaka, pada peresmian Jatropha Centre Wairita di Desa Waibleler, Kecamatan Waigete, Maumere, Kamis.
Bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan dari tanaman jarak pagar (jatropha) atau damar diproduksi Yayasan Dian Desa (YDD) dan Asian People Exchange (APEX), sebuah lembaga swadaya masyarakat dari Jepang.
"Kabar baik karena minyak damar diujicoba untuk generator PLN di Magepanda. Hasilnya sangat memadai. Tadi malam (Rabu malam, red) telah ditandatangani Memorandum of dengan PLN," kata Tanaka.
Peresmian pabrik dilakukan Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya, dihadiri Konselor Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Takashi Yoshizawa, Wabup Sikka, dr. Wera Damianus, undangan dan masyarakat dari lokasi pengembangan tanaman jatropha di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda.
Karena itu, Tanaka mengimbau masyarakat untuk tak ragu-ragu menanam damar, karena buahnya pasti akan dibeli oleh Yayasan Dian Desa untuk memproduksi minyak.
Hal yang perlu diperbaiki adalah kata dia, kualitas bibit dan perawatannya, sehingga bisa menghasilkan buah damar berkualitas.
Tanaka menegaskan, berapa pun produksi buah damar akan dibeli oleh Yayasan Dian Desa sebab pemasarannya sudah ada.
"Manfaatkan lahan kritis yang ada untuk menanam damar sehingga bisa menambah pendapatan," katanya.
Jatropha centre, dibangun atas kerjasama APEX dan YDD didanai oleh pemerintah Jepang melalui Kedubes Jepang di Jakarta. Untuk program ini, Jepang menggelontorkan anggaran sekitar Rp7 miliar lebih.
Dia menambahkan, di Jatropha Center saat ini terdapat tujuh unit mesin yang siap memproduksi biji jarak menjadi bahan bakar minyak.
Hanya saja, sejauh ini baru satu unit yang dimanfaatkan karena tingkat produksi masyarakat masih rendah. "Kita harapkan ke depan ada banyak masyarakat yang mengembangkan jarak sehingga produksinya bisa lebih baik," katanya.
PT PLN Persero, kata dia, siap membeli berapapun minyak yang dihasilkan dari Jatropha Center. "Kalau tujuh mesin ini beroperasi bisa menghasilkan seribu ton per jam," katanya. (B017/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010