Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga memperkirakan peluang rupiah pada Jumat untuk kembali turun masih besar, karena kekhawatiran pelaku terhadap pertumbuhan ekonomi global masih tinggi.

Koreksi terhadap rupiah memang masih dalam kisaran sempit sehingga posisi rupiah tetap di bawah angka Rp9.000 per dolar, katanya di Jakarta, Rabu.

Rupiah pada Kamis turun lima poin mencapai Rp8.980-Rp8.990 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.965-Rp8.975.

Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, pelaku asing masih menahan diri yang diikuti sebagian pelaku pasar sehingga aktifitas pasar agak lesu.

Apalagi rupiah tertekan oleh kenaikan dolar AS yang berlanjut terhadap yen, katanya.

Aksi lepas rupiah oleh pelaku asing, lanjut dia akan diikuti oleh pelaku lokal, meski pelepasannya tidak besar.

Meski demikian pelaku asing kembali aktif bermain di pasar apabila Wall Street membaik yang diikuti pula membaiknya bursa regional.

Kalau semua pelaku aktif bermain di pasar maka peluang rupiah untuk naik lagi makin besar, tuturnya.

Pelaku asing, lanjut dia akan terus bermain di pasar saham, karena pasar domestik masih memberikan `gain` yang lebih baik.

Selain itu masih aktifnya pelaku asing bermain di pasar, karena pertumbuhan ekonomi pada 2011 ditagetkan sebesar 6,3 persen, katanya.

Pemerintah sendiri menurut rencana akan mempercepat pencairan Anggara Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar sektor riil bisa bergerak, ucapnya.(*)
(T.H-CS/B012/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010