Banjarmasin (ANTARA News) - Seorang penjual madu yang diduga terlibat kasus pencurian helm tewas tertembak saat mencoba melarikan diri ketika ingin dilakukan penahan di rumah tahanan Polresta Banjarmasin.
Wakil Kepala Kepolisian Resort Kota Banjarmasin AKBP Yoga Pranata Sik di Banjarmasin, Kamis mengatakan, tersangka tewas akibat peluru yang dilepaskan salah seorang anggota polisi bersarang di dadanya.
Tersangka yang tewas akibat tembakan polisi itu diketahui berinisial "Bah" (28) warga Kelurahan Tanjung Pagar Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.
Sebelumnya tersangka Bah yang kesehariannya bekerja sebagai penjual madu itu ditangkap oleh warga Jalan 9 November Kelurahan Banua Hanyar Kota Banjarmasin pada Rabu (25/8) sekitar pukul 18.00 Wita dan tertangkap tangan telah mencuri helm diwilayah tersebut.
Untung saja saat warga menghakiminya datang anggota polisi dan langsung mengamankan Bah dengan membawanya ke markas Polresta Banjarmasin untuk dilakukan penyidikan atas perbuatannya.
Menurut Yoga, setelah selesai dilakukan penyidikan tersangka Bah langsung dilakukan penahan berdasarkan surat penahan akibat perbuatannya melakukan pencurian helm.
Saat dibawa ke rumah tahanan (Rutan) Polresta Banjarmasin dengan pengawalan dua anggota polisi ternyata Bah melakukan perlawanan dengan menyikut salah satu polisi didekatnya dan mengakibatkan anggota polisi yang mengawalnya itu jatuh tersungkur.
Setelah melihat salah satu polisi terjatuh akibat ulahnya itu Bah langsung melarikan diri dan dikejar oleh anggota polisi lainnya yang ikut mengawal.
Takut kehilangan tersangka polisipun melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali namun Bah tidak mengindahkan dan terus berlari mengarah pembatas Jalan A. Yani Kilometer tiga karena tidak mengindahkan polisi mengarahkan tembakan ke tubuh Bah usai melepaskan tembakan itu polisi langsung mendekati tersangka.
Kendati telah terkena tembakan Bah tetap lari sampai keseberang jalan dan terus dikejar sesampainya diseberang polisi dan Bah sempat melakukan pergumulan hingga akhirnya Bah terjatuh dan diketahui tembakan itu mengenai tubuh bagian punggung tembus kedada.
Polisipun langsung membawa Bah ke rumah sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis setelah mendapatkan perawatan medis selama satu jam tersangka akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Sementara itu istri tersangka Nur Cahaya beserta pihak keluarga yang diundang pihak kepolisian menuturkan bahwa mereka pasrah dan ihklas atas kejadian itu.
Menurut Yoga, mereka juga tidak akan melakukan tuntutan apapun terhadap peristiwa penembakan yang menewaskan tersangka dan menganggap kejadian itu sudah menjadi garis tangan dari kehidupan.
Bah meninggalkan seorang istri dan satu orang perempuan yang berumur tujuh bulan, sebelum berangkat kerja Bah memang sudah menunjukan perilaku ganjil dengan mencium anaknya hingga berulangkali.
"Suami saya sebelum berangkat kerja terus berulang-ulang kali mencium anak kami dan itu tidak seperti biasa dan saya sudah berfirasat tidak enak terhadap Bah," lanjutnya.
Nur mengetahui bahwa suami telah meninggal karena tertembak oleh pihak polisi saat mencoba melarikan diri.
"Pihak keluarga Bah termasuk saya dengan pihak kepolisian telah melakukan perdamaian dan tidak menuntut satu sama lain kerena menganggap kejadian itu adalah suatu musibah dan kehendak Tuhan," demikian Nur. (ANT-088/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
dengan mudahnya aparat mencabut nyawa seorang pencuri helm yg mungkin jika dijual lg cuma dapat sepuluh duapuluh ribu,,,
Sementara koruptur resmi dan tdk resmi yg mengambil trilyunan uang negara dibiarkan bebas berfoya-foya,,,
sekali lagi, luar biasa,,,!!!
(terimakasih LKBN Antara)