Pelaksana Tugas (Plt) Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo menjelaskan perkembangan fisik di Stasiun Thamrin meliputi pembuatan dinding penahan (diaphragm wall) dan pengerjaan "guide wall".
Sementara itu, perkembangan (progres) fisik di Stasiun Monas sudah terlihat adanya penggalian TBM Shaft atau tempat peluncuran mesin bor bawah tanah serta penggalian untuk RSS (receiving sub station) atau gardu listrik untuk MRT.
"Saat ini pengerjaan MRT Fase 2A untuk Paket CP201 Thamrin dan Monas masih 'on the track' dengan 'progres' fisik mencapai 16,08 persen," kata Ahmad Pratomo kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Adapun Stasiun Thamrin sepanjang 440 meter itu nantinya mencakup area depan Hotel Sari Pan Pacific atau persis di bawah JPO sampai depan Gedung Kementerian ESDM.
Baca juga: Tim arkeolog beberkan temuan eskavasi di jalur Fase 2A MRT Jakarta
Baca juga: Pospol Medan Merdeka Barat direlokasi terkait adanya Stasiun MRT Monas Stasiun Thamrin akan memiliki 10 akses keluar-masuk bagi penumpang. Sedangkan Stasiun Monas memiliki panjang 280 meter yang meliputi area pintu masuk Monas yang terletak di seberang Patung Kuda, sampai Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jalan Medan Merdeka Barat.
Berbeda dengan Stasiun Thamrin, Stasiun Monas hanya memiliki dua akses keluar-masuk bagi penumpang MRT.
"Hal itu karena Stasiun Monas terletak di kawasan objek vital negara, seperti Kawasan Monas dan Istana Negara, sehingga akses masuknya dibatasi hanya dua 'entrance'," kata Pratomo.
MRT Jakarta menargetkan pembangunan fisik di area kedua stasiun tersebut mencapai 23 persen di akhir tahun 2021.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021