Mataram (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad mengatakan, saat ini uang para investor dari berbagai negara mulai mengalir ke Indonesia selaku negara berkembang yang potensi ekonominya cukup menjanjikan.
"Uang investor dunia sedang mengalir ke berbagai daerah di Indonesia dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga 3-4 tahun ke depan," kata Muliaman saat berpidato pada acara pelantikan dan serah terima jabatan Pemimpin Bank Indonesia (BI) Mataram di Mataram, Kamis.
Muliaman melantik Muhamad Junaifin sebagai Pemimpin BI Mataram menggantikan pejabat lama Tri Dharma yang memasuki usia pensiun 1 Agustus 2010.
Ketika ditemui usai acara pelantikan itu, Muliaman menegaskan bahwa mengalirnya uang investor dunia ke Indonesia terlihat dari semakin menguatnya nilai rupiah.
Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (14/8) misalnya, mencapai level Rp9.000 per dolar AS dan nilai itu dikategorikan wajar.
"Rupiah semakin menguat, itu berarti banyak uang yang mengalir ke Indonesia sebagai negara berkembang," ujarnya.
Menurut Muliaman, belakangan ini para investor dunia lebih memilih lokasi investasi di negara berkembang daripada negara-negara yang sudah maju.
Alasannya, krisis global finansial masih berlangsung dan investasi di negara maju saat ini ternyata tidak sesuai harapan sehingga pilihannya dialihkan ke negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, sebagai tempat investasi yang baru.
Karena itu, ia menyarankan Pemerintah Provinsi NTB beserta pemangku kepentingan lainnya untuk memanfaatkan peluang aliran uang itu untuk kemajuan pembangunan, terutama peningkatan ekonomi.
"Tentu saja, uang yang mengalir ke Indonesia yang akan terus berlangsung hingga 3-4 tahun ke depan itu, juga berpotensi mengalir ke NTB dan daerah lainnya yang punya potensi ekonomi," ujarnya.
Namun, Muliaman belum bisa memperkirakan nilai uang para investor dunia yang berpotensi mengalir ke Indonesia dalam empat tahun ke depan itu.
(T.A058/R007/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010