Situbondo (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resort (Polres) Situbondo, Jawa Timur, akhirnya mengakui jika peluru yang bersarang di perut anggota marinir Karangtekok, Banyuputih adalah peluru milik anggota Intelkam Polres Situbondo.
Peristiwa itu terjadi, saat polisi melakukan penyergapan arena judi cap ji kie di bekas lokalisasi Bandengan Kecamatan Penarukan, Rabu dinihari pukul 00.45 WIB.
Dalam jumpa persnya di Ruang Lobi Mapolres, Kapolres Situbondo AKBP Imam Tabroni, Rabu sekitar pukul 21.000 WIB, menjelaskan peluru yang bersarang di perut Sersan Mayor Mahfud adalah peluru yang ditembakkan anggota Intelkam Polres Situbondo saat melakukan penggrebekan judi cap ji kie di kawasan bekas lokalisasi.
"Kasus yang menimpa anggota marinir itu langsung diambil alih penanganannya oleh Propam Polda Jatim," ungkap Imam Tabroni.
Menurut Kapolres, insiden tertembaknya anggota marinir, Sersan Mayor Mahfud, terjadi saat Satuan Intelkam Polres Situbondo melakukan penggrebekan judi cap ji kie di kawasan bekas lokalisasi Bandengan, Panarukan.
Saat itu, polisi berhasil menyita barang bukti papan permainan judi dan uang ratusan ribu rupiah. "Namun diluar dugaan, tembakan yang dilepaskan anggotanya mengenai salah seorang anggota marinir," ujarnya.
Insiden tertembaknya anggota marinir oleh anggota Satuan Intelkam Polres, menurut Imam Tabroni, sepenuhnya ditangani Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jatim.
Terkait penyelidikan insiden tersebut, pihak Propam Polda Jatim telah menarik empat pucuk pistol milik Satuan Intelkam Polres Situbondo.
"Jika sejumlah anggota satuan intelkam terbukti melakukan kesalahan prosedur, maka mereka akan diberi sanksi disiplin maupun tindak pidana umum," ucapnya menegaskan.
Anggota marinir, Serma Mahfud, terkena tembakan polisi dibagian perutnya, sehingga menyebabkan korban mengalami luka cukup serius dibagian perutnya. Bahkan setelah dilarikan ke Rumah Sakit Elizabeth Situbondo, korban masih harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Soebandi Jember untuk penanganan pengangkatan proyektil peluru yang ada didalam perutnya.
Karena itu, pihaknya akan melakukan penyelidikan apakah korban terkena tembakan langsung atau lantaran "recoset" atau pantulan untuk memastikan penangangan kasus tersebut.
"Kita akan uji balistik dengan mendatangkan Tim Labfor Cabang Surabaya," papar Imam Tabroni menambahkan.
(T.ANT-164/C004/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010