Teheran (ANTARA News) - Tiga pemrotes anti-pemerintah yang tewas di dalam penjara yang terkenal diumumkan sebagai "syuhada" oleh sebuah badan resmi Iran, demikian dilaporkan Rabu.
Mohammad Kamrani, Amir Javadifar dan Mohsen Ruholamini dinyatakan sebagai syuhada oleh Lembaga Urusan Veteran dan Syuhada Iran, kata surat kabar berhaluan keras Kayhan seperti dikutip AFP.
"Setelah peristiwa pedih pemilihan umum tahun lalu yang mengarah pada kejahatan di penjara Kahrizak, ketiga orang yang tewas di sana dinyatakan sebagai syuhada," kata surat kabar itu mengutip satu sumber dari lembaga tersebut.
Keluarga dari seorang korban tewas yang diumumkan sebagai syuhada akan "ditawari berbagai fasilitas dalam bidang-bidang kebudayaan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan", kata situs berita lembaga itu.
Kematian ketiga pemrotes itu merupakan pukulan setelah pembantahan selama berbulan-bulan kemudian pengakuan pihak berwenang bahwa mereka tewas di pusat penahanan Kahrizak akibat luka-luka yang diderita selama penahanan.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan penutupan penjara Kahrizak setelah laporan-laporan mengenai pelanggaran terhadap para tahanan itu.
Pada Juni, sebuah pengadilan militer menjatuhkan hukuman mati pada dua orang terkait dengan kematian para tahanan tersebut. Mantan jaksa Teheran yang ditakuti, Saeed Mortazavi, dianggap bertanggung jawab dalam penyelidikan parlemen karena telah mengirim tahanan pasca pemilihan presiden ke penjara Kahrizak.
Iran dilanda pergolakan besar setelah pemilihan umum tahun lalu yang hasilnya disengketakan.
Ratusan reformis ditahan dan diadili dalam penumpasan terhadap oposisi pro-reformasi setelah pemilihan umum presiden 12 Juni 2009, yang disusul dengan kerusuhan terbesar dalam kurun waktu 31 tahun.
Dua calon presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi, mantan ketua parlemen yang berhaluan reformis, bersikeras bahwa pemilihan Juni itu dicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan.
Meski ada larangan protes dan penindakan tegas dilakukan oleh aparat keamanan, para pendukung oposisi berulang kali memanfaatkan acara-acara umum untuk turun ke jalan.
Delapan orang tewas dan ratusan pendukung oposisi ditangkap dalam demonstrasi paling akhir pada 27 Desember, ketika ribuan pendukung oposisi melakukan pawai semacam itu.
Sejauh ini sudah sejumlah orang yang dijatuhi hukuman mati dan puluhan orang divonis hukuman penjara hingga 15 tahun.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam protes pasca pemilu itu dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Ahmadinejad dan mengumumkan bahwa pemilihan itu sah, meski dipersoalkan sejumlah pihak.
(M014/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010