Badung (ANTARA News) - Diduga mabuk karena pengaruh alkohol, seorang wisatawan wanita asal Prancis setengah telanjang mendadak ngamuk di kawasan Pasar I Kuta, Badung Bali, Rabu pagi.
"Entah kenapa dia ngamuk sembari memukul-mukul kendaraan di sekitar pasar, sehingga kami berusaha menenangkan untuk dibawa ke Kantor Polsek Kuta," kata Komandan Regu (Danru) Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kuta, Suardana.
Belakangan diketahui jika wisatawan asing itu bernama Lea, hanya saja saat itu diamankan petugas ia tidak membawa indentitas.
"Saat kami bawa ke Polsek dia terus berteriak-teriak dan mengamuk bahkan sempat meludahi para petugas," imbuh Suardana.
Dijelaskan dia, Lea diketahui mengamuk sekitar pukul 04.30 wita saat berada di sekitar pasar. Petugas yang mendekati pelaku sempat mencium seperti bau alkohol dari mulut wanita yang hanya mengenakan pakain minim itu.
Setelah berhasil digiring ke Mapolsek Kuta, tal berselang lama seorang konsul Prancis, Raphael devianne menemui Lea. "Setelah meminta membersihkan badan dan berganti pakaian, konsul itu langsung mengajaknya pergi," katanya.
Insiden wisatawan asing yang mengamuk di pasar membuat Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kuta I Nyoman Graha Wicaksana mengaku heran dan merasa khawatir.
"Bagaimana dia lolos berwisata ke Bali, jelas ini sangat aneh. Bagaimana dengan pengawasan dari pihak imigrasi," ujarnya bertanya.
Lolosnya wisatawan yang diduga tengah stres itu, kata dia mestinya pihak imigrasi sudah melakukan pengecekan sebelum mereka masuk ke Bali.
"Pengecakan barang bawaan maupun kondsi fisik wisatawan yang datang ke Bali harus dilakukan secara cermat agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi," kata dia.
Untuk itu, pihaknya meminta Imigrasi kedepan agar meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan secara lebih ketat lagi terhadap semua wisatwan asing yang berkunjung ke Pulau Dewata.
Jangan sampai sambung Graha, kondisi pariwisata Kuta terganggu kenyamanannya sebagai akibat ulah wisatawan asing seperti dilakukan Lea.(*)
(ANT/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010