Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik di Bandung, Rabu, mengatakan pengembangan destinasi baru merupakan salah satu strategi dan persiapan mengembalikan potensi ekonomi yang sempat menurun saat pandemi COVID-19.
"Fokusnya adalah destinasi wisata alam. Dalam keadaan normal, berdasarkan data BPS Jabar tahun 2019, pariwisata menyumbang Rp3,3 triliun atau sebesar 16 persen dari keseluruhan realisasi PAD provinsi sebesar Rp19,8 triliun," kata Dedi Taufik.
Baca juga: Gubernur Jabar: Akses menuju Pangandaran-Ciwidey ditutup
Ia menuturkan dalam angka yang diperoleh dari kabupaten/kota di Jawa Barat, diperoleh jumlah pendapatan sektor pariwisata selama triwulan pertama atau Januari sampai Maret 2021 sebesar Rp819 miliar.
Menurut dia, jumlah tersebut diperoleh dari pajak hotel, restoran dan rumah makan, tempat hiburan, dan retribusi.
"Sekarang kami telah mengidentifikasi 50 'hidden paradise' untuk potensi wisata alam di Kabupatem Garut, Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Pangandaran, Tasikmalaya, Sukabumi, Purwakarta, Subang, dan Bogor," kata dia.
Ia optimistis dengan kekayaan alam yang ada di Jawa Barat, bukan tidak mungkin industri pariwisata dapat bangkit kembali setelah mengalami keterpurukan dan potensi alam akan ditopang dengan kekayaan budaya, sejarah hingga kuliner serta belanja.
"Kami ingin mencoba di dalam pemulihan ini lebih ke alam ya, karena lebih terjaga, terbuka, udara segar, cocok untuk masa pandemi," tuturnya.
Selain destinasi alam, lanjut Dedi Taufik, industri yang akan dilibatkan adalah industri lokal supaya bisa mengoptimalkan industri kreatif
"Dalam situasi seperti ini yang kita inginkan ekonomi kreatif kita jalan karena Jawa Barat ini ada keunggulan, di film, fesyen, kuliner, dan kriya. Kita perkuat pemasarannya," katanya.
Baca juga: Jabar siapkan 15.000 tes cepat antigen untuk destinasi wisata
Baca juga: Disparbud Jabar siapkan strategi cegah klaster pengunjung wisata
Lebih lanjut, ia mengatakan Disparbud Jabar dan Satgas COVID-19 bersama kabupaten/kota melakukan "early warning" untuk mencegah penyebaran COVID-19 di tempat wisata.
Ia menuturkan penegakan protokol kesehatan hingga pengetesan rapid antigen terus dipantau di 108 titik destinasi wisata yang tersebar di 27 kabupaten/kota.
"Rapid test antigen yang sudah disiapkan ada 37 ribu alat. Dari jumlah itu sudah digunakan 3.757 alat," ucapnya.
Hasilnya, lanjut dia, ada satu orang yang dinyatakan positif COVID-19 di Tirtamaya, satu orang di waterboom, Kota Cirebon sebanyak dua orang di Situ Lengkong Panjalu dan mereka sudah menjalani isolasi mandiri.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021