Kendari (ANTARA News) - Pengalaman dua tahun berturut-turut (2009-2010, red) bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) melayani tamu kapal mewah menjadi tolok ukur kelayakan sebagai tuan rumah Sail Indonesia 2011.
Anggota DPRD Sultra, Nursalam Lada, di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa penerimaan masyarakat Wakatobi terhadap wisatawan menunjukkan kesan yang baik dan pemerintah terus membenahi sarana pendukung untuk memikat para pelancong.
Oleh karena itu, harapan pemerintah dan masyarakat Wakatobi agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan daerah pemilik 850 spesies terumbu karang tersebut sebagai tuan rumah Sail Indonesia 2011 cukup beralasan.
"Tidak ada hal yang perlu diragukan terhadap Wakatobi sebagai penyelenggara Sail Indonesia 2011. Sebagai daerah persinggahan dua tahun berturut-turut pun sudah menunjukkan pelayanan yang baik kepada tamu asing dari berbagai karakter bangsa," kata Nursalam politisi PDIP.
Bandara
Secara terpisah Bupati Wakatobi Hugua mengatakan Wakatobi memiliki kesiapan yang sama dengan daerah-daerah penyelenggara yakni Sulawesi Utara (Sail Bunaken 2009) dan Maluku (Sail Banda 2010).
"Boleh tanya peserta Sail Bunaken dan Sail Banda yang berlabuh dan menyelam di Wakatobi. Mereka pasti berkata Wakatobi dahsyat," kata Hugua penuh semangat.
Namun demikian, pemerintah dan rakyat Wakatobi tidak larut dengan potensi wisata dan perikanan yang melimpah tetapi terus berbenah diri untuk mewujudkan Visi "Surga Nyata di Bawah Laut pada Segi Tiga Karang Dunia".
Salah satu terobosan yang mengantarkan pertumbuhan ekonomi Wakatobi mencapai 13,64 persen adalah beroperasinya bandara udara Matahora.
"Dengan adanya bandar udara Matahora maka siapa pun dapat menjangkau Wakatobi. Kalau hanya mengandalkan transportasi laut maka dipastikan pada waktu tertentu kunjungan wisatawan akan terganggu karena cuaca buruk. Sekarang semua tantangan sudah dijawab oleh wakatobi," katanya.
Data Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi menyebutkan rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik mencapai 40 orang per hari atau sekitar 14 ribu orang setiap tahun.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Fahrurozzi mengatakan pihak kepolisian menjamin keamanan wisatawan manca negara maupun domestik yang berkunjung ke Sultra.
Jajaran Polda Sultra sudah membuat nota kesepakatan dengan instansi terkait yakni kantor Keimigrasian dan pemerintah setempat tentang keamanan wisatawan, kata Fahrurozzi.
(T.S032/A011/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
selain itu di wakatobi masih ada suku bajo yang tinggal di pesisir pantai desa di wanci dan kaledupa, maupun tomia. beberapa upacara adat yang saya saksikan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
terakhir, izin share ya