Biak (ANTARA News) - Sekolah Dasar Negeri Entrop Kota Jayapura, Papua, menjadi salah satu sekolah model secara nasional dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Kepala SD Negeri Entrop Jayapura, Yuliana Ramandey, di Biak, Rabu, mengatakan bahwa pelaksanaan program MBS di sekolahnya mendapat dukungan penuh dari guru, siswa, orang tua murid serta komite sekolah.

"Ada tiga pilar kegiatan MBS, yakni manajemen sekolah, pembelajaran anak kreatif efektif dan menyenangkan serta partisipasi peran masyarakat,"ungkap Yuliana Ramandey pada pemaparan keberhasilan SD negeri Entrop Jayapura sebagai model MBS di Biak.

Ia menyebutkan, untuk manajemen sekolah berupa penyusunan program belajar, pelaksanaan pendidikan, pengelolaan keuangan hingga penentuan nilai kelulusan siswa serta kebijakan lain menyangkut pelaksanaan pembelajaran siswa ditetapkan melalui keputusan bersama dewan guru, orang tua dan masyarakat.

Penerapan lain MBS dalam pelaksanaan di SD negeri Entrop, menurut Yuliana, semua pengelolaan keuangan yang diterima sekolah maupun pemanfaatannya dilakukan secara transparans ,akuntabilitas serta mendapat persetujuan dan dukungan para orang tua siswa.

Sementara penerapan pembelajaran kreatif, efekti dan menyenangkan di sekolahnya, menurut Yuliana, dilakukan para guru dengan cara mengembangkan potensi dan minat bakat para siswa.

"Sesuai program mingguan sekolah setiap hari Rabu pihaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendongeng cerita sesuai dengan ide yang dimiliki murid bersangkutan,"ungkap Yuliana.

Setiap Jumat, lanjutnya, pihak sekolah melaksanakan program senam bugar serta memberikan pembinaan kerohanian bagi siswa yang Muslim maupun Kristiani.

Kepada semua siswa yang ikut program kerohanian, menurut Yuliana, diwajibkan mengikuti ibadah sesuai keyakinan serta mendapat ceramah agama yang disampaikan para guru.

"Untuk menanamkan kesadaran siswa tentang kebersihan lingkungan pihak sekolah setiap Sabtu memprogramkan bersih diri siswa. Dari kegiatan ini murid diajarkan mencuci sepatu, kaos kaki, cuci tangan pakai sabun, ya selama enam hari bersekolah siswa punya program rutin yang disepakati bersama,"?ungkap Yuliana Ramandey.

Terkait dengan partisipasi peran masyarakat dalam penerapan MBS di sekolahnya, menurut Yuliana, sangat bagus karena mendapat dukungan penuh orang tua siswa, komite sekolah maupun masyarakat sekitar sekolah.

"Sebagai contoh, jika ada guru yang sakit maka orang tua siswa diberikan kesempatan mengantikan mengajar mata pelajaran bersangkutan, selain itu orang tua murid juga ikut membantu absensi kehadiran para siswa, ya keterlibatan masyarakat sangat besar mendukung penerapan MBS, "ujarnya.

Yuliana berharap, kedepan makin banyak sekolah di Papua dan Papua untuk menerapkan sekolah model MBS, sehingga menuju kemandirian dan peningkatan kualitas pendidikan di daerah ini.

Berdasarkan data siswa yang mengikuti pendidikan di SD negeri Entrop Kota Jayapura mencapai 650 orang.
(T.M039/S016/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010