Jakarta (ANTARA News) - Senjata laser canggih yang terasa seperti hembusan udara panas yang menyakitkan akan digunakan di penjara Amerika Serikat untuk pertama kalinya untuk memecah perkelahian.
Perangkat Intervensi Assault yang mengeluarkan sinar energi terfokus pada target diharapkan pihak berwenang akan menghentikan tahanan yang berkelahi ketika mereka berebut untuk melarikan diri.
Petugas lapas bahkan telah menguji senjata non-mematikan pada diri mereka sendiri dan mengatakan sangat menyakitkan.
Senjata tidak mematikan seperti sinar menyakitkan dan Tasers yang kontroversial biasanya dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia yang takut bahwa mereka dapat menyalahgunakan dan bahkan berakibat fatal jika digunakan pada orang yang rentan.
Perangkat itu dikendalikan oleh joystick dan monitor komputer dan memancarkan sinar sampai dengan 100 kaki. Gelombang itu bergerak pada kecepatan cahaya dan menembus kulit sampai 1/64 inci.
Target naluriah ingin tidak terkena sinar dan melarikan diri dari rasa sakit.
Komandan Bob Osborne dari Sheriff's Department Technology Exploration Program berkata: "Kami berharap bahwa jenis teknologi ini akan membuat narapidana berhenti menyerang atau mengurangi keparahan serangan lantaran mereka terganggu oleh rasa sakit akibat sinar laser.
"Aku menyamakan rasa itu seperti membuka pintu oven dan terkena semburan udara panas," katanya.
"Dan kau mulai merasakan panas, dan kemudian pergi 'Yow, saya harus pergi."
Perangkat akan dipasang di langit-langit Pitchess Detention Centre di Los Angeles County Jail, yang menampung sekitar 65 tahanan.
Petugas lapas mengatakan alat itu harus mengurangi luka dengan mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melerai lawan.
"Perangkat ini memungkinkan kita turut cepat campur tangan tanpa harus memasuki daerah tersebut dan tanpa melumpuhkan atau melukai," kata Sheriff Lee Baca dalam sebuah pernyataan.
Mike Booen, wakil presiden dari keamanan canggih di Raytheon, yang mengembangkan perangkat itu berkata: "Jika anda terkena di jalan, anda akan tahu rasanya.
"Anda merasakan efek dalam kurang dari satu detik. Tidak ada yang bisa dapat berdiri dari sana selama lebih dari tiga detik karena benar-benar sakit."
Perangkat ini bekerja dengan cara yang mirip dengan Raytheon Active Denial System yang dipasang pada Hummer dan dikirim oleh militer AS ke Afghanistan untuk memecah massa.
Sejak itu alat tersebut telah ditarik, demikian Daily Mail.
Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010