Jakarta (ANTARA) - Selama pandemi COVID-19, orang-orang melakukan berbagai cara untuk melindungi keluarga dari paparan virus corona.

Salah satu alat yang kini tengah tren adalah perangkat disinfektan yang dilengkapi dengan sinar UV C yang diklaim mampu membunuh virus dan bakteri, termasuk virus corona.

Namun benarkah alat sejenis itu efektif membunuh virus corona?

Pendiri komunitas Partner Sehatku, dr Mutiara Lirendra mengonfirmasi perangkat sterilisasi dengan sinar UV C nyatanya efektif membunuh bakteri dan virus.

"Pada dasarnya perangkat dengan sinar UV C sering dipakai di rumah sakit untuk mensterilisasi alat-alat medis," kata dr Mutiara dalam konferensi pers pada Selasa.

Dr Mutiara menjelaskan, sinar UV C merupakan sinar ultraviolet dengan gelombang paling pendek namun tingkat energi tertinggi. Radiasi UV C sepenuhnya disaring oleh lapisan ozon sehingga tidak bisa tembus ke bumi.

Sinar UV C tidak bisa didapatkan secara alami dari sinar matahari melainkan harus direkayasa menggunakan alat tertentu.

"Sinar UV ini difilter oleh atmosfer dan tidak dapat mencapai permukaan bumi. Menurut jurnal terbaru, sinar UV C bisa digunakan untuk membunuh bakteri dan virus. Sinar ini dinilai sangat baik dalam menghancurkan bahan genetik partikel virus," katanya.

Gelombang yang terkandung dalam sinar tersebut disebut bisa menonaktifkan mikroorganisme dengan cara menghancurkan asam nukleat dan mengganggu DNA mereka, sehingga bakteri dan virus tidak bisa melakukan fungsi vitalnya.

Beko merilis UV sterilization cabinet yakni HygeneShield Cabinet dengan fitur sinar UV C yang mampu mensterilisasi barang-barang yang tidak memungkinkan untuk dicuci atau diberi alkohol seperti paket makanan, dompet, kunci mobil, ponsel, laptop, tas, mainan sampai botol susu bayi.

"Kabinet mampu membunuh bakteri dan virus hingga 99.9 persen yang aman dengan desain kaca depan khusus yang mencegah sinar UV C terpantul keluar," kata Arlisa Ardhiani, Marketing Manager PT Beko Appliances Indonesia.

Alat sterilisasi berkapasitas 28 liter itu disebut Arlisa bisa mendisinfeksi bakteri dan virus mulai dari 20 menit hingga 40 menit tergantung dari kebutuhan.

"Meski bermanfaat, sinar UV C bisa berbahaya jika mengenai kulit atau mata. Oleh sebab itu, harus dipastikan perangkat benar-benar aman," kata dr Mutiara.

Meski demikian Badan Kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), menyebutkan belum ada sinar UV, termasuk UV C sekalipun yang bisa membunuh virus corona (COVID-19).

Sementara itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengakui sinar UV C mampu mendisinfeksi virus corona namun belum tentu virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 karena belum ada bukti ilmiah terkait hal itu.

Adapun hal yang paling penting untuk dilakukan dalam mencegah virus corona menurut dr Mutiara adalah dengan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) serta senantiasa melaksanakan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Baca juga: Lulusan Toyota Indonesia Academy ciptakan robot UV

Baca juga: Signify Indonesia perkenalkan lampu meja UV-C penonaktif COVID-19

Baca juga: OASE LSUV1 sterilkan perangkat dengan teknologi UV

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021