Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis spesialis tunggal putri dari Taiwan, Tai Tzu-ying, mengaku rindu bertanding di Indonesia karena setiap turnamen yang berlangsung di Indonesia selalu ramai dan meriah oleh penonton yang hadir di dalam arena.
Pebulu tangkis berusia 26 tahun itu menganggap sorak sorai penonton adalah semangat dari sebuah turnamen, namun karena pandemi COVID-19 yang masih terjadi, kemeriahan tersebut terpaksa hilang dan menciptakan suasana pertandingan yang berbeda.
Atlet tunggal putri peringkat satu ini pun berharap agar pandemi segera berakhir dan bisa kembali mengikuti turnamen Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) di Indonesia, katanya melalui rilis Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO), Selasa.
Baca juga: Tai Tzu-ying, Antonsen klaim titel BWF World Tour Finals 2020
Selain atmosfer yang semarak, Indonesia menjadi berkesan karena Tzu-ying menjadi pebulu tangkis putri asal Taiwan pertama yang memenangkan medali emas Asian Games saat digelar di Jakarta-Palembang 2018.
Tzu-ying juga menyamai rekor 20 gelar juara di tingkat BWF Super yang sebelumnya dicatatkan atlet putri China Wang Yihan. Dia juga mengamankan gelar All England untuk ketiga kalinya tahun lalu.
Selain berprestasi di lapangan, Tzu-ying juga masih aktif di bidang akademik dengan masih menyelesaikan gelar doktor.
Dikenal sebagai "gadis jenius" di kalangan pebulu tangkis Taiwan, Tzu-ying sudah membuktikan kepiawaiannya bermain bulu tangkis sejak tingkat sekolah dasar dengan memenangi sejumlah kompetisi junior.
Baca juga: Carolina Marin bekuk Tai Tzu Ying untuk juarai Thailand Open
Baca juga: Chen Yufei gagalkan "three-peat" All England Tzu Ying
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021