Jakarta (ANTARA News)- Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa pada pembukaan pasar turun 0,02 persen, karena pelaku aktif melepas saham-saham lapis dua terpengaruh memburuknya bursa regional mengikuti bursa New York.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI melemah 1,032 poin menjadi 3.127,638 dan indeks LQ-45 berkurang 0,01 persen atau 0,379 poin menjadi 593,602.
Analis Valas, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, mengatakan, koreksi terhadap indeks BEI relatif kecil menunjukkan peluang indeks untuk naik masih besar.
Tekanan pasar tidak besar, karena kekhawatiran pelaku terhadap ekonomi global yang tak menentu sudah berkurang, katanya.
Pelaku pasar, lanjut dia sudah jenuh melihat potensi saham untuk naik cukup sulit, karena harganya sudah tinggi dan hanya saham-saham itu saja yang diperdagangkan.
Saham-saham yang diperjualbelikan tidak berbeda masih yang itu saja seperti saham kelompok Astra Internasional, industri perbankan, dan saham Gudang Rokok, katanya.
Penarikan dana asing itu untuk sementara belum mempengaruhi kegiatan pasar yang masih tetap diminati pelaku lokal, akibatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI hanya bergerak turun tipis.
Pasar sebenarnya masih menunggu isu positif yang kuat mendorong pergerakan saham seperti membaiknya saham-saham Wall Street, tuturnya.
Saham-saham yang mengalami koreksi harga antara lain Adaro turun Rp25 mennjadi Rp2.050, saham Bank Mandiri melemah Rp50 menjadi Rp6.000, saham BNI berkurang Rp25 menjadi Rp3.350, dan saham Indyka berkurang Rp25 menjadi Rp3.200.
Selain itu saham Gudang Garam turun Rp1.050 menjadi rp39.500, saham United Tractor melemah Rp100 menjadi Rp18.650, saham Inco berkurang rp25 menjadi Rp3.350 dan saham Indosat turun Rp25 menjadi Rp4.600.
Menurut dia, koreksi harga yang terjadi saat ini dinilai wajar, setelah menguat sehingga posisi indeks menjauhi angka 3.100 poin.
Kalau melihat kondisi pasar seperti peluang indeks untuk bisa mencapai angka 3.200 poin semakin besar, ucapnya.
(h-CS/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010