Ketika lingkungan sekitar sekolah terjadi permasalahan sosial maka akan berdampak ke penyelenggaraan pendidikan di lokasi itu.
Timika (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua melaporkan aktivitas belajar di sekolah-sekolah yang ada di daerah konflik seperti Kabupaten Intan Jaya, Puncak dan Nduga, sampai saat ini belum berjalan efektif pascakontak senjata antara aparat dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Beberapa sekolah di daerah konflik itu memang aktivitasnya tidak jalan sama sekali seperti di Beoga. Tapi di beberapa tempat lain di Intan Jaya, Puncak dan Nduga ada yang berjalan normal," kata Kepala Disdik Papua Christian Sohilait di Timika, Selasa.
Ia berharap konflik antara aparat dengan KKB di tiga daerah itu segera berakhir sehingga anak-anak sekolah bisa kembali bersekolah untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Penyelesaian konflik Papua dilakukan secara holistik dan kolaboratif
Christian menyebut penyelenggaraan pendidikan di beberapa daerah pedalaman Papua hingga kini banyak yang tidak bisa berjalan secara memadai karena dipicu oleh faktor lingkungan. Ketika lingkungan sekitar sekolah terjadi permasalahan sosial maka akan berdampak ke penyelenggaraan pendidikan di lokasi itu.
"Banyak masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat membuat sekolah tidak bisa berjalan efektif. Ketika ada salah satu kelompok di masyarakat yang tidak terpilih menjadi kepala desa, sekolah jadi sasaran untuk dipalang. Faktor lingkungan juga yang membuat anak-anak tidak pergi ke sekolah tapi menjadi pecandu lem aiko aibon," tuturnya.
Perilaku buruk masyarakat yang dinilai tidak mendukung penyelenggaraan pendidikan di Papua seperti kasus kekerasan yang menimpa guru-guru yang bertugas di daerah pedalaman.
Baca juga: Satgas Nemangkawi tembak mati anggota KKB penembak Bharada Komang
Disdik Papua menerima banyak laporan kejadian dimana rumah-rumah guru dan sekolah dibongkar dan barang-barang mereka dibawa kabur pencuri.
"Perilaku-perilaku seperti ini harus kita ubah. Kebiasaan masyarakat yang kurang bagus jangan sampai merusak anak-anak dan pada akhirnya pendidikan tidak bisa berjalan baik di Papua," kata Christian.
Baca juga: Komnas HAM sarankan selesaikan konflik Papua lewat komunikasi intensif
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021