Paris (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Eropa berisiko mendapat penurunan peringkat utang mereka karena ekonomi mereka bersusah payah menghadapi upaya untuk mengendalikan "overspending" (kelebihan pengeluran).
Peringatan itu dikeluarkan lembaga pemeringkat Moody`s Investor Servicedi Paris, Senin.
"Mengingat besarnya tantangan fiskal dan kebutuhan untuk mempertahankan kebijakan fiskal diperketat selama bertahun-tahun, Moody`s percaya bahwa risiko terhadap pertumbuhan ekonomi jelas berisiko turun untuk peringkat utang negara," katanya dalam sebuah laporan.
"Hal ini terutama terjadi di Eropa, di mana pertumbuhan ekonomi akan cenderung lebih rendah dibandingkan di seluruh dunia karena proses yang terus- menerus "deleveraging" dan kemungkinan pengetatan fiskal simultan di sebagian besar benua," tambah Moody`s.
Lembaga itu mengatakan bahwa peringkat Yunani, Portugal, Irlandia dan Hungaria telah dipangkas dalam beberapa bulan terakhir dan Spanyol ditempatkan dalam tinjauan untuk sebuah penurunan peringkat karena prospek ekonomi yang memburuk untuk negara itu.
Para pemimpin Eropa dalam beberapa bulan terakhir berjuang untuk mengatasi krisis utang, terutama difokuskan pada Yunani, Portugal dan Spanyol akibat ketegangan keuangan publik dan ekonomi lemah. Irlandia dan Hungaria juga telah menjadi perhatian.
Moody`s mengatakan, bahwa peringkat utamanya Aaa untuk ekonomi kelas berat Eropa Jerman, Prancis dan Inggris aman - walaupun tidak sebanyak di masa lalu.
Meskipun aktivitas ekonomi tetap tenang, pemerintah Eropa
mencoba untuk secara drastis memotong defisit anggaran mereka, yang membengkak secara dramatis dalam krisis keuangan dan ekonomi global.
"Moody`s akan terus memonitor dengan hati-hati dampak dari pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) dan kekuatan keuangan pemerintah di Eropa karena proses deleveraging terungkap," kata lembaga itu.
"Negara-negara yang menghadapi deleveraging kuat terus-menerus dapat mengalami peningkatan tekanan negatif baru pada peringkat mereka di masa depan, tergantung pada berapa lama prosesnya berlangsung," katanya menambahkan. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010