Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Serangan bom bunuh diri Senin di sebuah masjid Pakistan menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk ulama lokal ternama, di Waziristan Selatan yang dilanda kekerasan, kata beberapa pejabat.

Pemboman itu merupakan serangan bunuh diri besar pertama di Pakistan sejak 4 Agustus dan dilakukan ketika negara itu sedang menghadapi musibah banjir yang mempengaruhi seperlima wilayah negara dan 20 juta warga.

Sasaran dalam pemboman itu tampaknya ulama Noor Mohammed, seorang anggota partai garis keras Sunni, Jamiat Ulema-e-Islam, yang terkait dengan Taliban, dan seorang mantan anggota parlemen.

Ia sedang menyampaikan khutbah kepada para jamaah di kota Wana seusai sholat ketika pembom bunuh diri melakukan aksinya, kata sejumlah pejabat kepada AFP.

Masjid itu rusak parah akibat ledakan tersebut, dan penduduk setempat berusaha menyelamatkan orang dari puing-puing, di tengah kekhawatiran bahwa korban tewas akan meningkat.

"Jumlah kematian dalam serangan bunuh diri itu meningkat menjadi 20, dan lebih dari 40 orang cedera," kata salah seorang pejabat.

Syed Noor, keponakan ulama tersebut, mengkonfirmasi bahwa pamannya tewas.

Seorang pejabat kesehatan di sebuah rumah sakit paramiliter di Wana mengatakan, kondisi sebagian besar korban cedera kritis.

"Kami menerima 14 korban cedera, namun kondisi mereka kritis," kata pejabat itu kepada AFP.

Penduduk setempat menyebut ulama itu sebagai tokoh berpengaruh yang beberapa kali bertindak sebagai perunding antara Taliban dan pemerintah Pakistan.

Wana adalah kota utama di Waziristan Selatan, salah satu dari tujuh distrik di kawasan suku bergolak di perbatasan dengan Afghanistan.

Washington menyebut kawasan suku itu sebagai markas global Al-Qaeda dan tempat paling berbahaya di Bumi.

Serangan-serangan bom yang berkaitan dengan Taliban dan Al-Qaeda di Pakistan menewaskan lebih dari 3.574 orang dalam tiga tahun ini sejak pasukan pemerintah mengepung kelompok garis keras di sebuah masjid di ibu kota negara itu, Islamabad, pada Juli 2007.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010