Jakarta (ANTARA News) - Tes DNA mengungkapkan bahwa pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler kemungkinan punya darah Yahudi dan kulit hitam. Dua ras tersebut adalah justru yang dia ingin musnahkan saat Perang Dunia II.
Majalah Knack terbitan Brussels mengklaim bahwa DNA yang diperoleh dari kerabat Hitler di Amerika Serikat telah menuntun pada penemuan tersebut.
Wartawan Jean-Paul Mulders mengumpulkan DNA dari serbet makan salah satu dari tiga keturunan Hitler yang tinggal di Long Island, New York.
Usaha itu pada awal tahun ini berbuah pelacakan ke Austria dan mendapati bahwa seorang petani, Norbert H. ternyata sepupu dari diktator Jerman tersebut.
Mulders minta bantuan sejarawan Marc Vermeeren untuk menemukan sepupu Hitler tersebut di wilayah Waldviertel maupun 39 kerabat jauh lainnya dari Hitler. Pemimpin Nazi itu bunuh diri di bunkernya di Berlin pada bulan April 1945.
Norbert H. memberi Vermeeren dan Mulders sampel air liur-nya.
Vermeeren secara khusus ingin tahu benar-tidaknya rumor tentang Hitler yang konon merupakan ayah dari seorang anak yang dilahirkan perempuan petani Prancis selama Perang Dunia I.
Dari sampel DNA di Austria maupun dari serbet makan, Mulders mengklaim hubungan antara dua orang itu adalah 'tak terbantahkan - Y-kromosomnya identik'.
Tapi, bentuk tertentu dari DNA - Haplopgroup E1b1b (Y-DNA) - adalah sesuatu yang langka di Jerman maupun Eropa barat.
"DNA itu paling sering ditemukan di suku Berber Maroko, di Aljazair, Libya dan Tunisia maupun di antara Yahudi Ashkenazi dan Sephardi," katanya.
"Dari sini orang dapat membuat dalil bahwa Hitler masih saudara dari orang-orang yang dia benci, "kata Mulders di majalah itu.
Haplogroup E1b1b1, yang terdapat pada 18-20 persen kromosom Y Yauhudi Ashkenazi dan 8,6-30 persen pada kromosom Y- Sephardic, menjadi salah satu garis utama keturunan Yahudi.
DNA asli pada serbet di AS tersebut didapat dari Alexander Stuart-Houston (sekarang umur 61), cucu-keponakan Hitler.
Dia diikuti selama tujuh hari sebelum ia meninggalkan serbet yang kemudian digunakan Mulders dan menuntunnya ke kerabat Hitler di Austria.
"Ini adalah hasil mengejutkan," kata Ronny Decorte, spesialis genetika.
Dia menegaskan hasil tes tersebut dan menekankan kemungkinan bahwa Hitler memiliki akar dari Afrika Utara.
Majalah Knack mengatakan DNA diuji di laboratorium secara ketat untuk mendapatkan hasilnya.
(A038/A038/BRT)
Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010