"Pilihan bagi pemerintah Israel adalah permukiman atau perdamaian, mereka tidak bisa memilih keduanya," katanya dalam sebuah konferensi pers di Ramallah, ibukota politik kawasan Tepi Barat yang dikuasai Israel.
Namun dia juga mengatakan bahwa dia percaya jika kesepakatan dapat dicapai dalam waktu satu tahun."Kami kira hal itu dapat dilakukan."
Kedua belah pihak sepakat untuk meluncurkan kembali perundingan langsung setelah masa vakum 20 bulan, sekalipun pihak Palestina bersikeras mereka tidak akan melakukan perundingan satu lawan satu kecuali Israel membekukan kegiatan pembangunan permukiman di Tepi Barat, termasuk Yerusalem.
Namun Erakat mengatakan pada Senin bahwa pembangunan permukiman masih merupakan isu utama, dan sekarang hal itu masih terlihat, apakah Israel akan memperbarui sebagian, dari 10 bulan moratorium pembangunan pemukimannya yang diberlakukan pada November tahun lalu,
"Jika Netanyahu memutuskan untuk memperbarui tender peemukiman pada 26 September, dia harus memutuskan untuk menghentikan perundingan," katanya.
Sebuah peluncuran perundingan serupa di tengah-tengah keriuhan di Annapolis, Maryland pada November 2007 tidak menghasilkan hasil yang nyata hingga perundingan itu terhenti ketika Israel melakukan operasi militer selama 22 hari yang menghancurkan Jalur Gaza satu tahun kemudian.
(G003/H-RN)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010