Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga akan mengikuti saran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menutup pintu-pintu tol yang keberadaannya membuat kemacetan lalu lintas.
"Pada dasarnya kami mengikuti saja karen jaring lalu lintas kewenangannya ada di dinas-dinas terkait," kata Direktur Utama PT Jasa Marga, Frans Sunito, yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Frans mengatakan bahwa Jasa Marga hanya melaksanakan operasional jalan tol agar pengguna jalan tol nyaman.
Pemprov DKI Jakarta meminta agar Jasa Marga menutup pintu-pintu tol dalam kota yang keberadaannya menyebabkan kemacetan lalu lintas, seperti pintu tol Semangi 1, pintu tol Tebet 2 dan pintu tol Slipi.
"Memang idealnya di jalan tol dalam kota tidak banyak pintu keluar masuk tol," katanya.
Frans mengatakan dari kajian PT Jasa Marga, pintu tol Semanggi memang yang paling ekstrim mengakibatkan kemacetan lalu lintas karena banyak memotong arus lalu lintas dari Jalan Jenderal Soedirman.
Selain itu, pintu keluar tol diamana jalan non tolnya macet akan mengakibatkan arus lalu lintas di dalam tol macet.
"Hal tersebut juga membuat tidak nyaman bagi pengguna tol," katanya.
Penutupan pintu masuk tol tidak akan mempengaruhi pemasukan bagi Jasa Marga karena masyarakat akan tetap menggunakan jalan tol.
"Tapi mungkin akan berpengaruh kepadakenyamanan pengguna tol," katanya.
Oleh karena itu harus dipikirkan alternatif pintu masuk tol bila pintu tol lain ditutup.
Mengenai usulan pemprov DKI yang menambah loket pintu masuk tol Semanggi 2 karena penutupan pintu tol Semanggi 1, Frans mengatakan hal tersebut sulit dilakukan.
"Kalau untuk penambahan loket agak sulit karena lahannya terbatas," katanya.
Sedangkan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta meminta Jasa Marga untuk mengkaji pintu-pintu tol yang keberadaannya menyebabkan kemacetan lalu lintas di Jakarta.
"DKI ingin Jasa Marga mengkaji pintu-pintu tol mana saja yang menyebabkan kemacetan sampai ke jalan arteri dan juga berinisiatif menguranginya dengan misalnya menutup pintu tol yang bermasalah," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Pristono mengatakan hasil kajian Jasa Marga terhadap usulan penutupan pintu tol, kemudian diajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Kementrian PU yang kemudian menutup secara resmi. Itu prosesnya," katanya.
Pristono mengatakan selain pintu tol Semanggi 1, pintu tol Tebet 2 dan pintu tol Slipi juga menyebabkan kemacetan di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan.
"Pintu tol itu (Pintu Tol Tebet 2( bisa saja digeser agar mobil yang mau masuk tol tidak langsung berbelok. Selain itu pintu tol Slipi juga banyak kendaraan menumpuk ke jalan arteri," katanya.
Dishub DKI juga akan menutup pintu masuk Plaza Semanggi di Jalan Gatot Soebroto untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
"Kami sudah rapat dengan pihak manajemen mal plaza semanggi. Kami juga akan menutup pintu masuk ke mall Plaza Semanggi dari arah Slipi masuk ke mal. Itu masih wilayah jalan DKI," tambah Pristono.
Di tempat terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan pihaknya bakal menambah loket di Pintu Tol Semanggi 2, Jakarta Selatan karena akan menutup pintu tol Semanggi 1.
"Untuk kelancaran lebih lanjut akan ada penambahan loket di pintu tol Semanggi 2. Penambahan pintu tol ini dilakukan dengan membentuk jejeran seri. Karena tidak mungkin memakan lahan umum," kata Prijanto, di Balaikota DKI Jakarta.
Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya telah melakukan ujicoba buka tutup pintu Tol Semanggi 1 untuk mengurangi kemacetan di depan Plaza Semanggi.
Prijanto mengatakan ujicoba penutupan pintu tol Semanggi 1 yang dilakukan sore hari diikuti dengan mengalihkan lalu lintas ke pintu tol Semanggi 2 yang berhasil cukup baik.
Pemprov DKI bakal mengajukan rancangan rekayasa jalan tol dengan menambah pintu tol Semanggi 2 tersebut kepada Jasa Marga.
(N006/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010