Jakarta (ANTARA News) - PT Bakrie Power menggandeng Korea East-West Power Co Ltd ikut dalam tender proyek PLTU Bontang 2x100 MW di Kalimantan Timur dengan perkiraan investasi 300-350 juta dolar AS.

Presiden Direktur Bakrie Power, Ali Herman Ibrahim, di Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya memiliki 65 persen saham dalam proyek tersebut, sedang Korea sebesar 35 persen.

"Proses prakualifikasi sudah dilakukan, sekarang tahapannya pemasukan dokumen penawaran," katanya.

Menurut dia, proyek yang masuk program percepatan pembangkit 10.000 tahap kedua ditargetkan mulai beroperasi tahun 2013 dengan kebutuhan batubara sebesar satu juta ton per tahun.

Wakil General Manager Overseas Business Division Korea East-West Power, Min Tae Bang, mengatakan, PLTU Bontang tersebut akan menjadi proyek pertama di Indonesia.

"Kalau dapat ini (Bontang), maka akan menjadi yang pertama di Indonesia," katanya.

Ali menambahkan, sebelumnya, pihaknya bermitra dengan Korea East-West Power sudah memenangi tender PLTU Sangatta juga di Kaltim dengan kapasitas sama 2x100 MW.

Namun, kemenangan tersebut dibatalkan karena transmisi PLTU mulut tambang batubara milik PT Kaltim Prima Coal di Sangatta itu mesti melewati taman nasional.

"Akhirnya, proyek dialihkan ke Bontang dan kami ikut lagi," katanya.

Padahal, menurut Ali, pada 18 Februari 2010, pihaknya sudah membuat nota kesepahaman pengerjaan konstruksi, operasi, dan perawatan PLTU Sangatta selama 30 tahun.

Selain Bontang, Korea East-West Power juga mengincar proyek pembangkit 10.000 MW tahap II lainnya.

Perusahaan Korea itu kini sudah memiliki pembangkit di Filipina, India, dan Korea Selatan.

(K007/M012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010