Bengkulu (ANTARA News) - Puluhan ekor Gajah Sumatra (Elephas maximus) yang hidup di Pusat Konservasi Gajah Seblat Kabupaten Bengkulu Utara terancam tertular penyakit ngorok yang sudah menyerang ratusan ekor kerbau di daerah itu.
"Karena sudah raturan ekor kerbau milik warga di sekitar pusat konservasi gajah Seblat mati terserang penyakit ngorok," kata Koordinator pawang atau "Mahout" Gajah Seblat, Mahyudin, Senin.
Ia mengatakan ratusan ekor kerbau milik warga yang diternakkan secara liar sudah mati dan dihanyutkan ke Sungai Seblat.
Kerbau yang mengidap penyakit ngorok dan masih lepas liar dikhawatirkan akan menularkan penyakit itu ke gajah yang ada di PKG Seblat.
"Memang sampai sekarang belum ada tanda-tanda penularan ke gajah tapi kami khawatir kerbau itu bisa mendekati kawanan gajah karena dilepasliarkan," katanya.
Dokter hewan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu yang merawat 18 gajah jinak di PKG Seblat Ernisuyanti Musabine mengatakan penyakit ngorok memang menular ke gajah.
"Tapi sampai sekarang belum ada kejadiannya di Indonesia sehingga kami belum memberi vaksin ke gajah,"katanya.
Ia mengatakan, ratusan ternak kerbau yang mati dan dihanyutkan ke sungai sangat berbahaya bagi ternak lain karena penularan lewat media air sangat cepat.
Apalagi kata dia setiap hari gajah yang dilatih di PKG Seblat mengandalkan air Sungai Seblat untuk minum dan mandi.
"Seharusnya kerbau atau sapi yang mati jangan dihanyutkan ke sungai tapi dikubur atau dibakar,"katanya.
Selain menular ke gajah, penyakit yang disebabkan bakteri Septicemia epizootica itu juga menular pada rusa dan babi hutan.
(K-RNI/E001/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010