"Saya melihat Pertamina sudah siap dan sigap melakukan pengawasan distribusi tabung gas tapi saya minta untuk terus meningkatkan kesiapan dan kesigapan," kata Wapres Boediono kepada pers saat meninjau Pusat Krisis Ledakan Tabung Gas, di Gedung Pertamina Jakarta, Senin.
Kunjungan Wapres ke Pertamina tersebut diakuinya memang mendadak dan tanpa perencanaan, yang tujuannya dalam rangka mengurangi kecelakaan tabung gas yang dikonsumsi masyarakat.
Wapres Boediono mengatakan, saat ini masih banyak tabung gas yang berada di agen penjualan dan akan dicek secara intensif oleh Pertamina untuk diketahui apakah dari jumlah itu ada yang alami kebocoran.
Dari hasil pengecekan fisik, kata Wapres, saat ini setidaknya terdapat dua juta tabung ukuran 3 kilogram yang sudah disisihkan dan pengecekan akan terus dilakukan.
"Kalau ternyata dari hasil pengecekan masih ditemui tabung yang tidak memenuhi standar maka tabung bermasalah tersebut akan ditarik dari peredaran," kata Wapres Boediono.
Wapres mengakui terdapatnya disparitas harga antara gas berukuran 3 kilogram dengan 12 kilogram, menjadikan terjadi oplosan oleh pihak tidak bertanggungjawab.
Dalam kunjungan tersebut, Wapres mendapat penjelasan mengenai upaya yang dilakukan oleh Pertamina oleh Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan.
Wapres mengatakan, dirinya telah mendapat laporan mengenai dilakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat mengenai perawatan dan penggunaan tabung gas dengan aman dan baik.
Untuk itu, kata Wapres, Pertamina telah membentuk tim kecil melakukan sosialisasi bekerjasama dengan Kemenetrian Kesra, Kementerian ESDM serta Kementerian Dalam Negeri.
"Sosialisasi juga dilakukan oleh ibu-ibu PKK dan pihak lain untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat sampai tingkat kelurahan," kata Boediono.
(A025/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010