Posisi rupiah yang berkisar Rp8.950-Rp9.000 per dolar dalam jangka waktu lama memang sangat disukai eksportir maupun importir dalam melakukan kegiatan usahanya, kata Dirut PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp8.973-Rp8.983 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp8.963-Rp8.973.
Edwin Sinaga mengatakan, posisi rupiah dinilai masih cukup baik karena berada dalam kisaran yang sempit, meski masih terjadi koreksi.
Koreksi yang terjadi terhadap rupiah sejak pekan lalu relatif kecil, ujarnya.
Menurut dia, pergerakan rupiah yang relatif sempit itu, karena Bank Indonesia (BI) terus menjaga dengan melakukan intervensi pasar sehingga pergerakannya agak melambat.
Apabila rupiah tidak dijaga BI kemungkinan pergerakan akan terus menguat, karena arus modal asing yang masuk masih terjadi, katanya.
Pemerintah sebelumnya diminta mewaspadai produk ekspornya yang kurang kompetitif, akibat penguatan rupiah yang sempat mencapai angka Rp8.952 per dolar, namun sejak itu rupiah terus terkoreksi, .
Pemerintah menginginkan rupiah berada diatas Rp9.000 per dolar AS agar produk ekspor di pasar luar negeri bisa bersaing, tuturnya.
Rupiah, lanjut dia diperkirakan masih akan terkoreksi karena tekanan pasar masih ada terutama dari pasar eksternal yang cenderung melemah.
(h-CS/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010