Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (
"Kebanyakan untuk cembranoid saat ini fokus untuk bahan baku obat antiinflamasi dan antikanker," kata peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Masteria Yunovilsa Putra saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Senin.
Masteria menuturkan karang lunak (soft corals) tersebut juga bisa dibudidayakan sehingga bisa dijaga keberlanjutan ketersediaan sumber cembranoid itu.
Karang lunak tersebut termasuk antara lain Sarcophyton sp., Lobophytum sp., dan Sinularia sp.
Baca juga: Dosen Telkom University: Buah apel berkhasiat sebagai antikanker
Baca juga: Guru besar Unand: Tumbuhan surian bisa jadi anti kanker
Hingga saat ini, sudah ditemukan 360 cembranoid dari karang lunak di seluruh dunia.
Sementara dari hasil penelitian berjudul Cembranoids of Soft Corals: Recent Updates and Their Biological Activities yang dilakukan Masteria dan rekan-rekannya, ada sekitar 10 senyawa cembranoid yang diisolasi.
Masteria menuturkan karena aktivitas biologisnya termasuk antikanker dan antiinflamasi, cembranoid memiliki potensi besar untuk pengembangan berbagai obat dengan potensi manfaat kesehatan dan ekologi.
Apalagi Indonesia kaya akan karang lunak (soft corals), sehingga potensi tersebut sangat besar untuk dimanfaatkan dan dikembangkan.
"Kalau memang ditemukan senyawa yang potensial, nanti bisa kita sintesis atau soft corals kita buat akuakultur sehingga keberlangsungan dan pasokannya terjamin," tuturnya.
Dari senyawa aktif potensial yang ditemukan, Masteria menuturkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seperti bagaimana mensintesisnya yang sesuai dengan hitungan industri, kajian mechanism of action dan uji preklinis.*
Baca juga: Diet antikanker, apa saja yang perlu Anda tahu?
Baca juga: LIPI komitmen untuk kembangkan bahan antikanker dari organisme laut
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021