Pringsewu, Lampung (ANTARA News) - Ratusan hektare lahan padi sawah di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, terancam gagal panen karena diserang hama wereng.
"Kami tinggal menunggu cuaca terang atau panas. Bila curah hujan tiap hari turun harapan petani bisa pupus karena hama wereng cepat berkembang biak pada tanaman padi dan merusak tanaman tersebut," ujar Suprapto, salah seorang petani di Pekon Pujodadi, Desa Krisnomulyo, Kecamatan Pardasuka, Pringsewu, Lampung, Minggu.
Ia mengatakan, sekitar ratusan hektare padi di Pekon Pujodadi, Desa Krisnomulyo, Kecamatan Pardasuka dan Pekon Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu misalnya bakal terancam gagal panen.
"Akibat serangan hama tersebut, lahan padi sawah mereka menjadi puso, pasalnya petani di wilayah setempat tidak menduga hama wereng yang belum diketahui jenisnya itu bakal merusak padi yang dalam waktu dekat semestinya akan segera dipanen," katanya.
Menurut dia, sejak mulai tanaman padi musim gadu itu tidak menunjukkan tanda akan ada serangan hama wereng, tapi tiba-tiba saja ketika usia tanamannya mulai ada pembuahan, daun dan batang padi membusuk.
Selain itu, buah padi juga tidak berisi atau gabuk. Kalau sudah begini hampir dapat dipastikan panen musim gadu kali ini tidak akan berhasil memuaskan, katanya.
"Hama wereng itu juga tidak hanya menyerang lahan miliknya, tetapi juga menyerang tanaman padi milik petani lainnya," ujar dia.
Saat ini, katanya, dia hanya dapat melakukan penyemprotan agar serangan hama tersebut tidak meluas ke tanaman padi lainnya.
Petani lainnya, Mawardi, mengatakan, tidak hanya satu hingga dua hektare saja lahan padinya yang terkena serangan hama wereng itu, melainkan hampir lima hektare.
"Segala upaya dan macam obat insektisida telah digunakan untuk penyemprotan sebagai upaya penanggulangan terhadap serangan hama wereng tersebut," kata dia.
Meski produksi padi tidak maksimal, hanya hal tersebut yang dapat dilakukan dengan tujuan agar hama tersebut hilang atau punah, katanya.
Menurut dia, petani setempat sudah satu minggu melakukan penyemprotan dua sampai tiga kali, tetapi belum dapat diperkirakan bakal hilang atau tidak hama tersebut.
Apalagi, curah hujan saat ini masih tinggi sehingga membuat hama tersebut berkembang biak dengan cepat, dan daerah tersebut sudah dikatakan sebagai endemik hama wereng
"Kami berharap pemerintah setempat dapat memberikan solusi akan permasalahan yang sedang petani alami, sehingga kami dapat terhindar dan mengalami kerugian yang lebih besar," ujarnya. (ANT-050/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010