Kalimantan Selatan yang terdiri atas 13 kabupten/kota dengan penduduk hampir 3,5 juta jiwa, memiliki berbagai makanan khas, di antaranya soto Banjar.
Bagi orang luar daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) atau Kota Banjarmasin khususnya, mungkin hanya mengenal sebutan soto Banjar.
Padahal, kalau dicermati secara seksama, sebenarnya ada beragam produk soto Banjar yang kelihatannya serupa, tapi tak sama.
Sebagai contoh, di Banjarmasin, ibukota Kalsel, terdapat beberapa produk soto Banjar yang terkenal dan punya "merk" sendiri-sendiri, di antaranya Soto Yani-Yani, Soto Abang Amat, Soto Bawah Jembatan, Soto Kuin/Kuintana dan Soto Kampung Melayu.
Selain itu, yang tergolong lama ada atau sejak tahun 1960-an sudah eksis, yaitu Soto Pal Satu di Jalan A. Yani dan Soto Pekapuran yang dulunya terkenal dengan ayam "bapukah" (potongan besar/tanpa diricih).
Memang bahan dasar produk Soto Banjar itu sama, baik yang diolah urang Banjar di perantuan maupun mereka yang tinggal di Kalsel, yaitu terdiri atas nasi atau ketupat, ayam serta secukupnya rempah-rempah seperti buah pala, lada dan lainnya.
Demikian pula halnya soto Banjar yang diolah orang yang tinggal di Banjarmasin, bahan dasarnya sama dengan mereka yang mengolah di daerah Hulusungai atau "Banua Anam" Kalsel.
Begitu pula, misalnya soto Banjar yang ada di Barabai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, mungkin beda rasa dengan soto Banjar yang di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Dari masing-masing produk itu ada pula kekhasannya, baik dalam segi muatan rempah atau bahan lainnya maupun dalam penyajian, guna menarik perhatian serta selera konsumen.
Namun, sebagai salah satu ciri khas soto Banjar yang asli, menggunakan ayam kampung, serta tanpa penyedap seperti vetsin.
Tapi terkadang ada pula yang menggunakan ayam ras atau jenis daging lain, karena harga ayam kampung jauh lebih mahal. Apalagi saat menjelang lebaran, harga ayam kampung bisa dua kali harga ayam ras.
"Persoalan rasa ini tergantung selera atau kesukaan masing-masing orang, sehingga tak bisa menjadi ukuran dari ciri khas Soto Banjar. Karena ada orang suka agak rasa lemak dan ada pula yang senang dengan rasa yang biasa-biasa saja," ujar Hj. Nurul Lathifah, seorang warga Banjarmasin.
Misalnya, ada orang yang senang dengan Soto Yani-Yani atau cuma suka Soto Abang Amat dan lainnya. Karena dari masing-masing produk itu punya cara mengolah dan menyajikan sendiri-sendiri, katanya.
Oleh sebab itu, jangan heran kalau dari masing-masing produk Soto Banjar tersebut berbeda rasa saat disantap, walau bahan dasarnya sama, demikian Nurul. (SHN/K004)
Oleh Oleh Syamsuddin Hasan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010