Bengaluru (ANTARA) - Keluarga George Floyd, pria Afrika-Amerika yang kematiannya memicu protes terhadap rasisme dan kebrutalan polisi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, berkumpul pada Minggu dalam aksi unjuk rasa untuk memperingati satu tahun kematiannya.
Floyd meninggal dunia usai seorang petugas polisi menekan lutut di lehernya selama lebih dari delapan menit pada 25 Mei tahun lalu. Kata-kata terakhirnya, “saya tidak bisa bernafas”, menjadi seruan dalam gelombang demonstrasi jalan terhadap pembunuhannya.
Derek Chauvin, seorang mantan polisi Minneapolis berkulit putih, dinyatakan bersalah atas pembunuhan Floyd.
Chauvin dan tiga orang mantan polisi Minneapolis menghadapi tuntutan hak sipil federal dalam keterlibatan terkait penangkapan dan pembunuhan Floyd, menurut dokumen-dokumen pengadilan yang dibuka pada bulan ini.
Keluarga Floyd turun ke jalan-jalan Minneapolis pada Minggu (24/5) dan berunjuk rasa dengan ratusan orang dalam kegiatan pertama dari rangkaian acara-acara nasional yang akan digelar untuk memperingati hari kematiannya.
Banyak orang dari kerumunan itu membawa gambar-gambar Floyd dan warga Amerika berkulit hitam yang telah dibunuh oleh polisi.
“Setahun terakhir merupakan tahun yang panjang. Tahun yang menyakitkan,” kata Bridgett Floyd yang merupakan saudara perempuan George Floyd di hadapan kerumunan.
“Kehidupan saya dan keluarga saya berubah dalam satu kedipan mata dan saya masih tidak tahu mengapa - ini sangat membuat kami frustrasi,” ujarnya merujuk pada kematian saudaranya.
Pembicara lainnya dalam kegiatan itu termasuk kuasa hukum keluarga Floyd, Ben Crump, dan aktivis hak sipil Pendeta Al Sharpton, yang menyerukan pengakhiran terhadap ketidaksetaraan rasial dalam sistem keadilan kriminal dengan menuntut “lepaskan lutut kalian dari leher kami.”
“Kami ingin ada hasil yang keluar dari Washington. Kami ingin sesuatu yang akan mengubah hukum federal,” kata Sharpton pada Minggu. “Penundaan terhadap keadilan telah berlangsung terlalu lama.”
Yayasan Memorial George Floyd, lembaga nirlaba yang diluncurkan oleh saudara-saudara kandung Floyd pada September lalu untuk melawan ketidaksetaraan rasial, menyelenggarakan sejumlah kegiatan di Minneapolis dalam beberapa pekan ke depan sebagai penghormatan untuk Floyd.
“George Floyd tak boleh diingat dalam sejarak sebagai seseorang dengan lutut di lehernya, tetapi sebagai seseorang yang memutus rantai kekerasan dan ilegalitas polisi,” ujar Sharpton.
Sumber: Reuters
Baca juga: Biden: Putusan terhadap Chauvin 'langkah besar' menuju keadilan di AS
Baca juga: Eks polisi pelaku pembunuhan Floyd dibebaskan setelah bayar jaminan
Baca juga: Pengacara ajukan gugatan terhadap Minneapolis dalam kematian Floyd
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021