Yogyakarta (ANTARA News) - Umpak (penyangga tiang) Bangsal Kencana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bergeser akibat gempa bumi berkekuatan 5,0 skala Richter yang melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu (21/8) malam.
"Setelah kami mengecek bangunan utama di keraton tidak ada kerusakan besar. Namun, `umpak` di Bangsal Kencana yang menjadi tempat singgasana Sultan bergeser beberapa sentimeter," kata Pengageng Kridomardowo Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat GBPH Yudhaningrat di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, "umpak" yang bergeser paling lebar berukuran dua sentimeter dan "umpak" lain bergeser 0,5 sentimeter ke arah timur.
Selain itu, ada empat "umpak" lain yang retak dan tembok "sarang boyong" mengalami keretakan ringan. "Umpak" yang bergeser dan retak akan diperbaiki secepatnya," kata Yudhaningrat yang juga Manggala Yudha Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Gempa tektonik berkekuatan 5,0 skala Richter mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya pada Sabtu (21/8) pukul 18.41.38 WIB.
Pusat gempa berada di darat, yakni 15 kilometer tenggara Kabupaten Bantul dengan kedalaman 10 kilometer, atau pada posisi 8,03 lintang selatan (LS)-110,39 bujur timur (BT).
"Pusat gempa di darat, tidak di dasar laut, sehingga tidak menimbulkan atau berpotensi tsunami," kata Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Budi Waluyo.
Menurut dia, sesar atau patahan purba yang masih baru di timur Sesar Opak di Kabupaten Gunung Kidul, DIY, diduga sebagai pemicu gempa bumi tersebut.
"Sesar itu masih baru, dan bahkan belum ada namanya, berada di 27 kilometer timur Sesar Opak. Gempa yang terjadi Sabtu (21/8) malam, pusatnya berada di sebelah timur sekitar tujuh kilometer dari pusat gempa 27 Mei 2006," katanya.
(B015/H008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010