Mataram (ANTARA News)- Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Letjen (Purn) TNI Prabowo Subianto menyatakan bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia harus sabar serta bersikap sejuk dalam menghadapi Malaysia terkait ketegangan mengenai pelanggaran batas wilayah.
"Kita harus selalu bersikap sejuk menghadapi masalah itu, meskipun saya tahu rakyat Indonesia hatinya panas karena merasa kehormatannya diinjak-injak," katanya di Mataram, Minggu, ketika menanggapi insiden penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh polisi Malaysia itu.
Dalam insiden terakhir lalu, tiga petugas KKP yang mengabdi di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri yang diamankan polisi Malaysia di Johor bernama Asriadi (40), Erwan (37), dan Seivo Grevo Wewengkang (26).
Prabowo yang juga Ketua Umum HKTI itu berada di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) guna melantik pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) NTB periode 2010-2015.
Ia mengatakan rakyat Indonesia tentu akan merasa terusik jika telah menunjukkan sikap sebagai tetangga yang baik di dekat negara lain, namun diperlakukan tidak sesuai harapan.
Dalam aksi penangkapan itu sempat terjadi tembakan peringatan oleh kapal patroli polisi Malaysia terhadap petugas KKP tersebut, ketika kapal patroli KKP sedang mengamankan kapal nelayan Malaysia masuk ke perairan Indonesia.
Hanya saja, kata Prabowo, rasa terusik itu tidak harus dibesar-besarkan karena Pemerintah Indonesia mampu menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Saya yakin pemerintah mampu menyelesaikan masalah tersebut dan semua komponen bangsa harus bahu-membahu membangun negara ini agar kuat dan disegani negara lain," ujarnya.
Suatu negara, kata Prabowo, akan diremehkan jika negara itu tidak memiliki kekuatan yang mampu bersaing di dunia internasional, baik kekuatan angkatan perang maupun ekonomi.
Dia pun meyakini sepenuhnya kalau di mata rakyat Malaysia pada umumnya, Indonesia merupakan negara tetangga yang serumpun dengan Malaysia, sehingga rakyat Indonesia pun patut menyikapinya secara positif.
"Sejuk-sejuk sajalah cara kita berpikir, tak usah panas," ujarnya.
(A058/E011/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010