Ambon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menjelaskan alasannya tidak mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional pada puncak kegiatan bahari internasional di Ambon, 3 Agustus lalu.
"Kepala Negara di Jakarta sepekan sebelum puncak Sail Banda telah menjelaskan tidak suka dengan apa yang namanya pencanangan, karena ini terkesan hanya acara serimonial padahal yang terpenting adalah realisasinya," kata Wakil Gubernur Maluku, Said Assagaff, di Ambon, Sabtu.
Assagaff yang juga ketua panitia lokal Sail Banda 2010 menegaskan, berbagai komponen bangsa di Maluku terutama DPRD setempat hendaknya memahami keinginan Presiden SBY yang sesusungguhnya.
"Jadi jangan sertamerta menyalahkan Pemprov Maluku maupun panitia lokal Sail Banda terkait tidak dicanangkannya Maluku menjadi lumbung ikan nasional," ujarnya.
Bahkan, lanjut Assagaff, dirinya sejak awal siap menghadapi pihak-pihak yang tidak menyetujui penyelenggaraan Sail Banda karena kegiatan itu jelas bertujuan mempromosikan potensi bahari Maluku dan sekaligus meyakinkan bahwa provinsi ini benar-benar aman.
"Program itu (pencanangan Maluku sebagai lumbung ikan nasional - red) tidak gagal. Presiden SBY saat puncak Sail Banda secara tegas menyatakan pemerintah mendukung upaya masyarakat Maluku meningkatkan produksi ikan dan menjadi wilayah lumbung ikan nasional," katanya menandaskan.
Karenanya itu, menurut Assagaff, Pemprov Maluku sedang menyiapkan konsep agar program tersebut dapat direalisasikan dan seoptimal mungkin untuk mensejahterakan masyarakat provinsi ini.
"Kita memiliki laut dengan potensi lestari ikan sebesar 1,6 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan sekitar 300 ribu ton sehingga strategis menjadi lumbung ikan nasional yang perlu dikonsepkan secara matang," ujarnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam puncak acara Sail Banda di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, menyatakan pemerintah pusat mendukung penuh upaya masyarakat Maluku meningkatkan produksi ikan dan menjadi wilayah lumbung ikan nasional.
"Potensi perikanan di Maluku sebanyak 1,64 juta ton per tahun, ini potensi besar untuk kesejahteraan. Saya dukung gerakan Maluku menjadi lumbung ikan nasional," kata Presiden
Presiden juga menyatakan bentangan laut di wilayah perairan Maluku yang luasnya 600 ribu kilometer persegi menyimpan kekayaan laut luar biasa besar baik berupa sumber daya perikanan maupun pertambangan.
Kekayaan tersebut, kata Presiden, merupakan modal besar bagi daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Saya instruksikan untuk memberi bantuan sekaligus membangun sektor kelautan dan perikanan," katanya.
(L005/J007/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010