Bushehr, Iran (ANTARA News/AFP) - Iran, Sabtu, mulai mengisi bahan bakar reaktor nuklir pertamanya di tengah penentangan negara-negara utama Barat yang mengkhawatirkan tujuan program nuklirnya itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan tidak ada "resiko proliferasi" dari PLTN buatan Rusia itu.
Kubu Barat terus mempersoalkan proyek nuklir Negara Islam Iran ini untuk melakukan pengayaan uranium yang ditentang empat sanksi PBB karena khawatir Teheran mengembangkan senjata nuklir.
Setelah sempat ditunda selama tiga setengah dasawarsa, para ahli Iran akhirnya memuat bahan bakar atom asal Rusia di bawah pengawasan tim PBB ke reaktor nuklirnya yang terletak di kota pelabuhan Bushehr itu.
"Sekalipun ada tekanan, sanksi, dan kesulitan yang dipaksakan negara-negara Barat, kita kini menyaksikan kegiatan nuklir damai Iran lewat pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr," kata Kepala Atom Iran Ali Akbar Salehi.
Di Washington, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Darby Holladay mengatakan, reaktor nuklir senilai satu miliar dolar AS itu "menegaskan bahwa Iran tidak membutuhkan kemampuan pengayaan sendiri kalau niatnya benar-benar untuk perdamaian."
"Kami mengakui reaktor nuklir di Bushehr itu dirancang untuk mendukung penyediaan kebutuhan listrik sipil dan kami tidak melihatnya sebagai resiko penyebaran nuklir," kata Holladay.
Sementara itu, Kepala Nuklir Rusia Sergei Kiriyenko mengatakan di Bushehr, pembangkit listrik tenaga nuklir Iran di Bushehr ini akan resmi beroperasi dalam waktu dekat.
"Ini hari yang agung dan kita memasuki peluncuran fisik pembangkit Bushehr," katanya.
Sergei Kiriyenko lebih lanjut mengatakan, sarana pembangkit nuklir Bushehr itu sendiri dibangun di bawah pengawasan otoritas Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Negara manapun yang tunduk pada norma dan peraturan keselamatan IAEA berhak menguasai teknologi nuklir, katanya.
Pekan lalu, Kepala Urusan Atom Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, pengisian bahan bakar nuklir itu diperkirakan rampung pada 5 September. Rusia telah memasok 82 ton bahan bakar ke PLTN Bushehr. (R013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010