Jambi (ANTARA News) - Petani di Kabupaten Kerinci secara perlahan mulai meninggalkan tanaman kulit kayu manis (casiavera) yang selama ini menjadi komoditi primadona daerah itu karena terus menurunnya harga jual komoditi ekspor tersebut.
Bupati Kerinci H Murasman ketika ditanya di Kerinci, Sabtu, mengakui sejak 10 tahun terakhir masyarakat petani Kerinci tidak lagi membudidayakan tanaman kulit kayu manis dan beralih ke tanaman lainnya.
"Anjloknya harga komoditi andalan Kerinci ini telah menyebabkan petani mulai jenuh dan beralih ke tanaman lain yang lebih menguntungkan," ujarnya.
Di era tahun 1990-an kulit kayu manis masih menjadi tanaman primadona di Kabupaten Kerinci bahkan mampu menembus pasar ekspor, namun secara perlahan harga jualnya terus turun, sehingga petani tak menghiraukan lagi tanaman keras ini.
Selain faktor harga yang anjlok, petani juga harus menunggu lama untuk bisa menikmati hasil panennya, sehingga petani lebih suka beralih ke tanaman lain daripada harus meremajakan kembali tanaman kayu manis ini.
"Kulit kayu manis baru bisa dipanen minimal setelah berumur 10 tahun dan saat panen juga hanya menghasilkan beberapa kilogram saja dengan harga jual tertinggi sekarang ini di pasaran hanya Rp6.000/Kg.
Bila dibandingkan dengan menanam tanaman lainya seperti tanaman muda atau palawija antara lain cabai, kentang, kol dan lainnya maka hasil yang didapatkan bisa jauh berlipat ganda daripada hasil kulit kayu manis.
Kebun kayu manis yang dilihat dari jalan raya yang menyelimuti perbukitan atau gunung di Kerinci saat ini hanya hasil kerja keras petani beberapa tahun lalu, dan kini petani yang membudidayakan tanaman itu bisa dihitung dengan jari.
Di zaman keemasan kulit kayu manis, tidak sedikit petani di Kerinci yang setiap tahunnya menunaikan ibadah haji, karena waktu itu harga kayu manis diatas Rp20.000/Kg.
Menurut Bupati, sekarang ini satu ton kulit manis hanya diharga Rp3 juta, dibandingkan masa lalu dengan satu ton kayu manis, petani sudah bisa hidup mewah, inilah yang menjadi alasan petani tidak mau lagi membudidayakan tanaman casiavera.
Sebenarnya soal produksi tidak diragukan lagi, berapapun permintaan asalkan harga menjanjikan bisa diupayakan oleh petani.
?Solusi harga kulit kayu manis inilah yang sedang diupayakan oleh pemerintah daerah, termasuk permintaan bantuan dari Pemprov Jambi dan pusat untuk mencari pasar casiavera, kata Bupati Kerinci. (YJ/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010