Bantul (ANTARA News) - Gempa tektonik 5,0 skala richter yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, pada Sabtu sekitar pukul 18.41 WIB membuat sejumlah warga dilarikan ke rumah sakit Panembahan Senopati Bantul.

"Memang ada beberapa yang sempat dilarikan ke rumah sakit ini, namun ada juga yang langsung dibawa pulang," kata seorang petugas operator RSUD Bantul, Rudy di Bantul, Sabtu malam.

Menurut dia, warga yang sempat dilarikan ke rumah sakit tersebut hanya luka ringan sehingga langsung bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan dokter.

"Korban luka luka disebabkan kejatuhan genteng atap rumahnya, namun hanya lecet-lecet, dan oleh pihak dokter diperbolehkan pulang," katanya.

Rudy mengatakan, gempa yang terjadi sempat membuat pasien yang ada di kamar berhamburan keluar kamar dan berlari-lari sambil berteriak histeris ketakutan, namun selang beberapa waktu kemudian pasien telah kembali ke kamar masing-masing.

"Pasien di lantai 2 memang sangat histeris, namun setelah beberapa waktu mereka sudah tenang dan perawat telah melakukan cek untuk memastikan kondisi para pasien, dan semua dalam baik-baik saja," katanya.

Ia menambahkan gempa yang sempat mengagetkan seluruh manajeman rumah sakit itu tidak mengakibatkan kerusakan fisik yang berarti, baik sarana dan prasarana yang ada.

Sementara itu, petugas Posko Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul, Mufti Kamal di Bantul mengatakan, berdasarkan informasi sementara tidak ada korban jiwa dalam peristiwa gempa itu.

"Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan di lapangan tidak korban jiwa, namun hanya menyebabkan trauma, sehingga masih ada beberapa yang menunggu diluar rumah menunggu situasi aman," katanya.

Ia mengatakan, meski begitu ada laporan dari warga bahwa ada seorang anak kecil yang pingsan karena berlari menabrak pintu seusai gempa, namun selang beberapa waktu sudah sadar.

"Kemungkinan anak kecil tersebut kaget, karena sehabis buka puasa sehingga tersedak dan jatuh pingsan," katanya.

Mufti mengatakan, berdasarkan data sementara kerusakan akibat korban gempa yang dikumpulkan ada dua rumah yang tergolong rusak berat milik warga Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Imogiri Bantul.

"Selain itu ada beberapa rumah warga yang mengalami rusak ringan, yaitu retak dan genteng berjatuhan, juga pagar rumah yang roboh di Desa segoroyoso Kecamatan Pleret, Bantul," katanya.

Menurut Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, gempa yang terjadi disebabkan patahan kulit bumi di bawah perbukitan kapur yang berada di Wonosari, Gunungkidul.

Gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer bumi, jadi tidak di dasar laut, sehingga tidak menimbulkan atau berpotensi tsunami.

Gempa yang terjadi memiliki intensitas mencapai III-V MMI (Mercalli Modifty Intensity), oleh karena itu getaran gempa yang terjadi akan dirasakan pada wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa seperti kabupaten Klaten dan sekitarnya.

Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, gempa susulan yang terjadi setelah gempa pertama diketahui sebanyak dua kali, yaitu pukul 19.04 WIB dan 19.05 WIB.

Namun gempa susulan terjadi dengan skala yang kecil dengan kekuatan 2,8 SR dan 2,6 SR dengan pusat gempa yang terjadi 12,5 dan 9,14 di sebelah tenggara dengan kedalaman yang sama, 10 kilometer di dalam bumi.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010