Medan (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, bulan suci Ramadhan memiliki kaitan yang kuat dengan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Ketika memberikan tausiah (ceramah agama) saat berbuka puasa dengan unsur muspida Sumatera Utara di Medan, Sabtu malam, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menyatakan, hal itu dapat dilihat dari rangkaian ketika proklamasi itu direncanakan dan diproklamirkan.
Menkominfo menjelaskan, peringatan 17 Agustus 2010 bertepatan dengan 8 Ramadhan yang hampir bersamaan dengan 17 Agustus 1945 yang bertepatan dengan 9 Ramadhan.
Kemudian, pengucapan kalimat proklamasi juga diupayakan pada menjelang siang yakni pukul 10.00 WIB agar memudahkan tokoh kemerdekaan yang kebanyakan beragama Islam untuk menunaikan shalat Jumat.
Karena itu, nilai-nilai yang ada dalam bulan suci Ramadhan harus mampu menjiwai setiap pribadi rakyat Indonesia.
Menkominfo mencontohkan nilai bulan suci Ramadhan yang selalu berusaha membebaskan diri dari cengkeraman hawa nafsu dan tidak mengambil sesuatu yang tidak sesuai peraturan meski dari aspek tertentu dapat dianggap sebagai milik pribadi.
Oleh karena itu, masyarakat yang memahami arti bulan suci Ramadhan tidak akan pernah melakukan korupsi selain merugikan negara juga bukan menjadi haknya.
"Ramadhan mengajarkan seseorang untuk menjauhi korupsi," kata mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera itu.
Selain itu, kata Menkominfo, Ramadhan juga mengajarkan bangsa Indonesia untuk memiliki empati terhadap kaum miskin dan kurang mampu karena pernah merasakan lapar pada siang hari.
Seseorang yang memahami Ramadhan secara komprehensif akan memiliki semangat untuk saling membantu yang dapat meningkatkan rasa persaudaraan.
"Ramadhan mengajarkan seseorang untuk memberi, bukan menerima," kata Menkominfo. (*)
(T.I023/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010