Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Kadin Pusat Arsjad Rasjid yang maju sebagai calon Ketua Umum Kadin 2021-2026 menyebutkan kemajuan teknologi informasi sebagai peluang besar Indonesia mengoptimalkan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam (SDA).

"Teknologi itu pasti pirantinya butuh baterai dan lain-lain. Boleh semua menciptakan teknologi tapi apa yang bisa dilakukan tanpa mineralnya, dan kita punya mineralnya," kata Arsjad Rasjid saat menemui Ketua Kadin DIY, GKR Mangkubumi di Yogyakarta, Minggu.

Oleh sebab itu, menurut dia, saat ini kesempatan bagi Indonesia yang menjadi negara potensial SDA karena seluruh piranti penggerak teknologi membutuhkan baterai yang mineralnya dihasilkan oleh Indonesia.

Baca juga: Anindya Bakrie: Kalteng miliki potensi luar biasa pacu perekonomian

"Ini kekayaan (SDA) yang negara lain tak punya," kata Arsjad.

Ia mengatakan situasi pandemi COVID-19 memperparah perang ekonomi dunia meski seluruh negara mengalami kesulitan yang sama. Namun, Indonesia memiliki daya tawar lebih tinggi karena memiliki lumbung pangan tersendiri yang bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Perang ekonomi, sudah terjadi bahkan sebelum dan apalagi setelah pandemi. Roda ekonomi semua negara stop. Pada 1998-2008 krisis oke, tapi sekarang, semua negara punya masalah. Tapi tunggu dulu, Indonesia punya SDA kaya sekali, kita punya semuanya juga makanan pertanian, kelautan, kita negara archipelago," kata dia.

Baca juga: Kadin: UU Cipta Kerja solusi persoalan regulasi pusat dan daerah

Daya tawar lainnya adalah populasi penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa sebagai pasar yang luar biasa besar.

"Ditambah kita siap menyambut demografi, formula ini tak dimiliki negara lain," ujar pria yang juga tercatat sebagai Direktur Utama PT Indika Energy Tbk ini.

Sementara terkait internal Kadin, Arsjad menekankan perlunya perubahan pola pikir dari seluruh anggota baik di pusat maupun daerah.

Baca juga: Wabup Balangan: Pemda siap bersinergi dengan KADIN kembangkan UMKM

Ia mengaku bakal membuat Kadin layaknya sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki Kadin Daerah dan Asosiasi di dalamnya.

"Kadin ini sebagai perusahaan, pemegang sahamnya Kadin Daerah dan asosiasi. Dengan pola pikir itu Kadin bisa memberikan deviden pada pemegang sahamnya dan tanpa mindset itu kultur dari Kadin Indonesia tak sesuai dengan yang dipikirkan," kata dia.

Ia juga berharap Kadin semakin meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah, baik di pusat maupun daerah.

Selama ini, Arsjad melihat problematika di Kadin daerah seolah mati suri. Kadin di kabupaten/kota terutama luar Jawa, menurutnya, hanya aktif ketika ikut serta dalam musyawarah nasional saja.

"Ini harapannya tidak terjadi lagi, bagaimana kita bersama berupaya menciptakan semakin banyak pengusaha di Indonesia, menaikkan level pengusaha dan bersinergi dengan pemerintah," kata dia.

Sementara, Ketua Kadin DIY, GKR Mangkubumi menyampaikan bahwa Kadin DIY sepakat harus ada sinergi yang baik antara Kadin pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Apalagi, lanjut Mangkubumi, diketahui bahwa perusahaan letaknya di kabupaten/kota sehingga daerahlah yang paling tahu kondisi serta problematika yang dihadapi.

"Kami baru pertama kali bertemu, namun kami sepakat seperti yang disampaikan tadi misalnya untuk memajukan Kadin lebih baik dan sepakat berkolaborasi memajukan Kadin Kabupaten/Kota," kata putri tertua Gubernur DIY, Sri Sultan HB X ini.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021