Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima ajakan AS untuk kembali merundingkan perdamaian dengan Palestina, yang juga menyatakan akan hadir, secara langsung bulan depan.

Para pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Sabtu, menerima undangan AS itu, akan tetapi gerakan Islam Hamas yang memerintah Jalur Gaza menyebutnya sebagai upaya "untuk membodohi bangsa Palestina."

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengumumkan di Washington bahwa Israel dan Palestina akan melanjutkan kembali perundingan-damai langsung pada 2 September, untuk mengupayakan kesepakatan dalam waktu setahun sebuah negara Palestina merdeka.

Dia menyatakan perundingan harus berlangsung "tanpa syarat," sedangkan pihak Palestina menandaskan bergantung pada pembekuan sementara perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki.

"Perdana menteri mengeluarkan seruan perundingan langsung satu setengah tahun silam," kata sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu. "Dia senang menerima penjelasan AS bahwa perundingan itu tanpa syarat."

"Mencapai kesepakatan merupakan sebuah tantangan yang sulit namun mungkin," tambah pernyataan itu.

"Kami berunding dengan hasrat murni untuk mencapai kesepakatan damai antara kedua bangsa yang akan melindungi kepentingan keamanan nasional Israel, keamanan adalah yang terpenting."

Menteri Pertahanan Ehud Barak, mitra Netanyahu dalam pemerintahan koalisi tengah-kanan, menyetujuinya.

"Israel menginginkan perdamaian yang aman," katanya dalam sebuah pernyataan. "Kedua belah pihak perlu membuat keputusan berani untuk mencapai kesepakatan."

Persetujuan Palestina diumumkan oleh Yasser Abed Rabbo, pembantu utama presiden Palestina Mahmud Abbas di komite eksekutif PLO, menyusul pertemuan di Ramallah Tepi Barat yang diduduki.

"Komite eksekutif PLO mengumumkan menerima dimulainya kembali perundingan-damai langsung dengan Israel, sejalan dengan pernyataan Kuartet internasional Timur Tengah dan undangan Amerika Serikat," katanya.

Namun Hamas, gerakan Islamis Palestina yang memerintah Jalur Gaza, sebelumnya menolak perundingan-damai langsung yang diserukan Washington.

"Hamas menolak seruan Amerika bagi dilanjutkannya kembali perundingan Israel-Palestina," kata Sami Abu Zuhri kepada AFP di Kota Gaza. "Bangsa Palestina tidak merasa terikat dengan hasil ajakan yang menyesatkan ini."

"Ajakan ini merupakan upaya baru untuk membodohi bangsa Palestina menyusul pengalaman Annopolis, dimana kami dijanjikan sebuah negara Palestina merdeka dalam setahun, namun bertahun-tahun lewat dan kami masih di titik awal," katanya.

Abu Zuhri menunjuk pada dimulainya kembali secara formal perundingan damai antara Abbas dan perdana menteri Israel waktu itu Ehud Olmert di Amerika Serikat pada November 2007, setelah tujuh tahun beku.

Presiden AS Barack Obama akan menjadi tuan rumah bagi Netanyahu dan Abbas, serta Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Raja Yordania Abdullah II, kata Clinton dalam pengumumannya.

Sebelum pertemuan komite eksekutif PLO mulai, seorang pejabat senior partai Fatah Abbas mengatakan lebih suka menghadiri perundingan itu dan sudah merekomendasikannya.

Anggota senior PLO Mohammed Dahlan mengatakan pernyataan Kuartet yang diplomatis mengandung "banyak jaminan bagi bangsa Palestina."

"Kami ikut serta berdasarkan pada syarat-syarat Palestina dan bukan syarat-syarat Netanyahu," tambahnya.

Kuartet yang terdiri dari Uni Eropa, Perserikatan Bangsa Bangsa, Amerika Serikat dan Rusia, dalam pernyataan menyatakan para anggotanya menegaskan kembali dukungan bagi perundingan langsung "yang dapat diselesaikan dalam satu tahun."

Kuartet minta Israel dan Palestina "supaya menyelesaikan seluruh permasalahan status akhir dan memenuhi aspirasi kedua belah pihak."

Kuartet mengatakan "perundingan langsung, bilateral, yang menyelesaikan seluruh permasalahan status akhir" harus "mengarah pada penyelesaian, yang dirundingkan antar pihak-pihak, yang mengakhiri pendudukan mulai 1967 dan menghasilkan munculnya negara Palestina yang merdeka, demokratis dan langgeng hidup berdampingan dengan damai dan aman dengan Israel dan tetangga-tetangga lainnya." (K004/R009/TERJ)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010