Kabul (ANTARA News) - Gerilyawan Taliban telah menewaskan sebanyak 30 warga Afghanistan yang bekerja pada sebuah perusahaan pembangunan jalan di bagian selatan negara itu yang bergolak, demikian menurut beberapa pejabat, Ahad.

Kekerasan telah meningkat di Afghanistan meskipun ada kehadiran hampir 150.000 tentara asing, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mengatakan tiga dari anggota pasukannya tewas dalam serangan bom di tepi jalan di Afghanistan selatan pada Kamis dan Jumat.

Tidak ada penjelasan segera atas serangan Kamis malam di distrik Sangin di provinsi Helmand itu, tempat para pekerja pebangunan jalan dan penjaga keamanan tewas, meskipun awak pembangunan yang sering ditargetkan.

"Satu kelompok Taliban telah menyerang tempat itu dengan senjata api dan roket, menewaskan 25 pekerja saya," kata seorang pejabat dari perusahaan pembangunan jalan yang memperkenalkan dirinya sebagai Aga Jan.

Mohammad Mamaluddin, wakil kepala polisi Helmand, mengatakan kemudian korban tewas meningkat menjadi 30 orang dan 17 orang yang lain terluka.

Dawood Ahmadi, seorang juru bicara gubernur Helmand, mengatakan 12 mayat telah dibawa ke sebuah rumah sakit di ibu kota provinsi itu, Lashkar Gah, bersama dengan beberapa orang yang terluka.

Dengan Washington mengurangi komitmennya di Irak sementara meningkatkan upaya di Afghanistan, korban tewas militer asing dalam konflik Afghanistan sejak Taliban dijatuhkan pada 2001 telah melewati angka 2.000 sepekan lalu.

Satu laporan PBB juga menginformasikan korban warga sipil meningkat 31 persen dalam enam bulan pertama tahun ini, tiga perempat lebih dari mereka dipersalahkan pada gerilyawan.

Di provinsi Kandahar yang berdekatan, tempat lahir Taliban, ISAF mengatakan mayat seorang warga sipil Afghanistan telah ditemukan terikat antara dua bom di tepi jalan yang tampaknya telah diletakkan untuk menyerang siapa saja yang berupaya untuk membantu orang itu.

Orang itu ditembak di kepalanya, kata ISAF.
(S008/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010