Bonus demografi bisa jadi berkah atau bisa jadi musibah
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menilai para pemuda memiliki peran yang sentral, salah satunya menjadi perekat dan pemersatu agenda-agenda besar kebangsaan.
“Gema Keadilan tampil dengan darah baru dan roh baru bukan untuk menjadi pesaing bagi yang lain, tapi menjadi perekat pemersatu agenda-agenda besar kebangsaan, sehingga saya harapkan Gema Keadilan lebih inklusif, lebih membaur dan bisa merangkul semua kalangan anak muda," kata Anis dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu, saat menerima kunjungan perwakilan Pengurus Gema Keadilan DKI Jakarta, di rumah jabatan anggota DPR RI Kompleks Perumahan Anggota DPR RI Kalibata, Jakarta.
Anis mengatakan, banyak gerakan pemuda di seluruh Indonesia, dengan masing-masing punya ciri khasnya sendiri dan tiap partai pasti punya "underbow" gerakan pemudanya.
Dia berharap agar Gema Keadilan bisa tampil lebih matang, lebih mature atau lebih dewasa, supaya bisa merangkul bahkan berteman baik serta berkolaborasi dengan gerakan pemuda lain di Jakarta.
Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI itu menjelaskan, bonus demografi Indonesia yang puncaknya akan terjadi pada tahun 2030, yaitu 53 persen usia penduduk Indonesia akan diisi usia produktif 15-64 tahun dan di antara 53 persen itu termasuk Gema Keadilan di dalamnya.
"Bonus demografi bisa jadi berkah atau bisa jadi musibah, ketika kita bisa mendidik dan mewarnai dengan baik, agar puncaknya di tahun 2030 dapat menjadi berkah buat kita, jika kita tidak bisa mendidik dengan baik, maka bisa menjadi musibah buat kita dan Indonesia akan mendapatkan pimpinan seperti apa," ujarnya.
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan itu menilai, salah satu persoalan bangsa adalah ekonomi, dan salah satu pilar berdirinya sebuah negara juga ekonomi, mengingat ekonomi selalu menjadi sisi dua mata uang dengan politik.
Menurut dia, jika politiknya bagus maka ekonominya juga bagus, namun ketika politiknya tidak stabil, ekonomi ikut tidak stabil, karena itu keduanya menjadi satu kesatuan untuk kebaikan sebuah negara.
"Tidak ada satu negara pun yang memiliki politik stabil yang ekonominya tidak bagus seperti saat ini, ada pandemi sedikit, ekonomi Indonesia langsung hancur, saat ada instabilitas di dunia politik, ada isu-isu yang mengganggu, maka ekonomi akan terganggu. Jadi dekat sekali hubungannya," katanya lagi.
Dia berharap agar anak muda bisa lebih kuat dengan memiliki keterampilan politik dan juga keterampilan dalam bidang ekonomi.
Baca juga: Anggota DPR: Butuh kebijakan cetak milenial jadi manusia unggul
Baca juga: Anis Byarwati gantikan Ahmad Syaiku sebagai Wakil Ketua BAKN DPR
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021